Sabtu 07 May 2022 21:50 WIB

Taliban Wajibkan Perempuan Afghanistan Kenakan Burqa

Rekomendasi berpakaian bagi perempuan ini pun sebelumnya telah diterapkan.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Agung Sasongko
Burqa
Foto: AP
Burqa

IHRAM.CO.ID, KABUL --  Taliban mewajibkan perempuan di Afghanistan untuk mengenakan pakaian yang menutup dari ujung kepala hingga kaki atau burqa di tempat publik , Sabtu (7/5).  "Untuk semua wanita Afghanistan yang bermartabat, mengenakan Hijab itu perlu dan Hijab terbaik adalah chadori (burka dari kepala sampai ujung kaki) yang merupakan bagian dari tradisi kami dan dihormati,” kata pejabat dari Kementerian Perwakilan Taliban dan Kebajikan Shir Mohammad.

"Perempuan-perempuan yang tidak terlalu tua atau muda harus menutup wajah, kecuali mata," katanya.

Baca Juga

Rekomendasi berpakaian bagi perempuan ini pun sebelumnya telah diterapkan oleh pemerintahan Taliban pada 1996 hingga 2001. "Kami ingin saudara perempuan kami hidup dengan bermartabat dan aman,” kata Perwakilan Taliban dan Kementerian Kebajikan Khalid Hanafi.

Taliban sebelumnya memutuskan untuk tidak membuka kembali sekolah untuk anak perempuan di atas kelas 6. Tindakan itu telah mengingkari janji sebelumnya dan memilih untuk menenangkan basis garis keras mengorbankan desakan komunitas internasional.

Keputusan dalam kewajiban menggunakan burqa harus dipatuhi jika perempuan memiliki kegiatan di luar rumah. Namun, jika tidak memiliki pekerjaan penting di luar, lebih baik bagi perempuan hanya tinggal di rumah saja.

"Prinsip-prinsip Islam dan ideologi Islam lebih penting bagi kami dari apapun,” kata Hanafi.

Taliban digulingkan pada 2001 oleh koalisi pimpinan Amerika Serikat (AS) karena diduga menyembunyikan pemimpin al-Qaidah Osamah bin Laden. Kelompok itu kembali berkuasa di Afghanistan setelah kepergian pasukan AS tahun lalu.

Sejak mengambil alih kekuasaan Agustus lalu, para pemimpin Taliban telah bertengkar di antara anggotanya sendiri ketika berjuang untuk transisi dari perang ke pemerintahan.  Kemarahan banyak orang Afghanistan akibat banyak generasi muda Taliban, seperti Sirajuddin Haqqani, mendidik anak perempuannya di Pakistan, sementara di Afghanistan perempuan dan anak perempuan telah menjadi sasaran dekrit represif sejak mengambil alih kekuasaan.

Anak perempuan telah dilarang bersekolah di luar kelas 6 di sebagian besar negara itu sejak Taliban memimpin. Sedangkan kampus dibuka awal tahun ini di sebagian besar negara, tetapi sejak mengambil alih kekuasaan, dekrit Taliban tidak menentu tentang keberadaan perempuan dalam penempus studi di universitas. Sementara beberapa provinsi terus memberikan pendidikan untuk semua, sebagian besar provinsi menutup lembaga pendidikan untuk anak perempuan dan perempuan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement