Sabtu 07 May 2022 04:46 WIB

Otak Astronaut Berubah Setelah Kembali dari Luar Angkasa

Waktu yang dihabiskan di orbit memiliki efek mendalam pada saluran otak.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani / Red: Dwi Murdaningsih
Astronot Peggy Whitson bekerja di pesawat luar angkasa di luar Stasiun Luar Angkasa Internasional (ilustrasi).
Foto: AP
Astronot Peggy Whitson bekerja di pesawat luar angkasa di luar Stasiun Luar Angkasa Internasional (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,  OREGON -- Ilmuwan mengungkap ada perubahan pada otak astronaut setelah bebulan-bulan kembali ke Bumi dari luar angkasa. Evaluasi terbaru dari efek melengkung gaya berat mikro pada biologi berfokus pada ruang di sekitar pembuluh darah yang berkelok-kelok melalui otak.

Para peneliti dari seluruh Amerika Serikat (AS) membandingkan serangkaian pemindaian magnetic resonance image (MRI) dari 15 otak astronaut yang diambil sebelum tinggal enam bulan di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS), dan hingga enam bulan setelah mereka kembali.

Baca Juga

Menggunakan algoritma untuk menilai ukuran ruang perivaskular (celah di jaringan otak yang dianggap memfasilitasi keseimbangan cairan), tim menemukan waktu yang dihabiskan di orbit memiliki efek mendalam pada saluran otak. 

Di antara kumpulan astronaut veteran, tampaknya ada sedikit perbedaan dalam ukuran ruang perivaskular dalam dua pemindaian yang diambil sebelum misi dan empat yang diambil setelahnya.

“Astronaut berpengalaman mungkin telah mencapai semacam homeostasis,” kata ahli saraf Oregon Health & Science University Juan Piantino, dilansir dari Sciencealert, Jumat (6/5/2022).

Temuan ini mungkin tidak terlalu mengejutkan mengingat apa yang sudah kita ketahui tentang bagaimana otak terdistorsi ketika ada perubahan gravitasi. 

Saat ini, astronaut jarang melakukan lebih dari beberapa perjalanan ke luar angkasa dalam hidup mereka. Biasanya, astronaut menghabiskan kira-kira enam bulan pada suatu waktu berada di ISS. Namun ketika komersialisasi industri luar angkasa meningkat, hal ini semua bisa berubah.

Bahkan dalam konteks ruang perivaskular yang diperluas, belum sepenuhnya jelas apakah perubahan itu disertai dengan risiko kesehatan yang cukup besar. Terlalu dini untuk mengatakan apakah gayaberat mikro memiliki dampak pada sirkulasi cairan tulang belakang otak di sekitar otak kita, apalagi jika perubahan bentuk jaringan saluran itu signifikan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement