Jumat 06 May 2022 08:36 WIB

Faskes Diminta Tingkatkan Pengawasan Waspadai Hepatitis Akut

Orangtua diminta segera membawa anak ke faskes jika temukan ciri hepatitis pada anak.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Friska Yolandha
Ilustrasi anak yang terjangkit Hepatitis di rawat di rumah sakit. Pemerintah Kota Surabaya meningkatkan kewaspadaan terkait sebaran kasus hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya (etiologi).
Foto: ASPRILLA DWI ADHA/ANTARA FOTO
Ilustrasi anak yang terjangkit Hepatitis di rawat di rumah sakit. Pemerintah Kota Surabaya meningkatkan kewaspadaan terkait sebaran kasus hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya (etiologi).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah Kota Surabaya meningkatkan kewaspadaan terkait sebaran kasus hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya (etiologi). Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya, Nanik Sukristina mengaku, hingga saat ini belum ada laporan terkait temuan kasus hepatitis akut di Surabaya. Meski begitu, pihaknya telah menerbitkan surat edaran, meminta seluruh fasilitas pelayanan kesehatan meningkatkan upaya dan kesiapsiagaan mewaspadai potensi kasus tersebut.

Kepada setiap rumah sakit, Nanik meminta agar melakukan pengamatan seluruh kasus sindrom jaundice akut yang tidak jelas penyebabnya dan ditangani sesuai SOP serta pemeriksaan laboratorium. "Kemudian, melakukan Hospital Record Review (HRR) dan melaporkan segera jika ada penemuan kasus potensial sesuai indikasi kasus tersebut," kata Nanik, Jumat (6/5/2022).

Baca Juga

Sedangkan bagi setiap Puskesmas, Nanik meminta melakukan penguatan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) kepada seluruh masyarakat. Termasuk untuk melakukan upaya pencegahan melalui Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) secara konsisten dalam berkegiatan sehari-hari dan di lingkungan tempat tinggal.

"Selain itu, juga mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk segera mengakses Fasyankes (Puskesmas) apabila mengalami sindrom jaundice," ujarnya.

Dinkes Surabaya juga meminta setiap Puskesmas agar memantau dan melaporkan kasus sindrom jaundice akut secara rutin melalui Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR), dengan gejala yang ditandai dengan kulit dan sklera berwarna ikterik atau kuning dan urin berwarna gelap yang timbul secara mendadak.

Selain itu, kata Nanik, pihaknya juga meminta seluruh Puskesmas di Surabaya agar melakukan penguatan jejaring kerja surveilans lintas program dan lintas sektor di masing-masing wilayah kerja. "Segera memberikan notifikasi (pelaporan melalui SKDR) apabila terjadi peningkatan kasus sindrom jaundice akut maupun penemuan kasus ke Dinkes Kota Surabaya," kata dia.

Nanik pun menjabarkan sejumlah ciri-ciri anak yang terjangkit hepatitis akut. Mulai dari penurunan kesadaran, Pyrexia (Demam Tinggi), muncul perubahan warna urin (gelap) dan/ atau feses (pucat), Jaundice (terjadinya perubahan warna menjadi kekuningan pada kulit, bagian putih dari mata, dan juga membran mukosa anak) dan Pruritis (gatal pada kulit).

"Selain itu, ciri lain adalah Arthralgia/ myalgia (Nyeri Sendi atau pegal-pegal). Kemudian mual, muntah, atau nyeri perut. Ciri lain yakni, lesu, dan atau hilang nafsu makan dan diare," kata dia.

Nanik melanjutkan, langkah pertama yang harus dilakukan jika ada anak terindikasi tertular hepatitis akut adalah tetap tenang. Selanjutnya, segera membawa anak tersebut ke Puskesmas terdekat untuk dilakukan penanganan dari tim medis dan pemeriksaan lebih lanjut.

"Juga melaporkan ke Puskesmas di wilayah tempat tinggal untuk selanjutnya dilakukan investigasi (penelusuran) sebagai upaya pencegahan penularan," ujarnya.

Baca juga : Dinkes Depok Imbau Warga Waspadai Penyebaran Hepatitis Akut

Nanik menambahkan, hingga saat ini belum diketahui secara pasti bahaya penyakit ini. Mengingat penyakit ini masih dalam tahap investigasi oleh WHO (organisasi kesehatan dunia). Berdasarkan laporan dari WHO, sampai saat ini kasus ditemukan pada anak usia 1 bulan sampai dengan 16 tahun.

"Dikarenakan penyebabnya masih belum diketahui, maka penanganan yang dilakukan untuk mengurangi gejala yang timbul," ujarnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement