Jumat 29 Apr 2022 14:22 WIB

Film 'Subuh' Kembali Ukir Prestasi

Produksi film Subuh dilakukan saat Covid-19 pada 2020.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Yusuf Assidiq
Pengumuman juara kompetisi Family Sunday Movie edisi April 2022.
Foto: Tangkapan layar
Pengumuman juara kompetisi Family Sunday Movie edisi April 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Film Subuh (Miracle at Dawn) kembali mendapat apresiasi berupa penghargaan. Film ini terpilih dalam Family Sunday Movie edisi April 2022 yang dihelat oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).

Pengumuman langsung disampaikan Menteri Parekraf, Sandiaga Uno. Ada 109 submisi film dengan dua yang terpilih yakni film Subuh sebagai pemenang pertama dan film Jagat di posisi kedua. Subuh sendiri menyimpan fakta menarik di balik produksi.

Sutradara film Subuh, Achmad Rezi Fahlevie mengatakan, film ini berawal dari hasil skripsi filmmaker-nya sendiri. Saat itu, Levie masih menjadi mahasiswa Program Studi (Prodi) Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY).

Levie bersama Muhammad Wahyu Saputra (produser) saat itu membuat skripsi yang luarannya karya, salah satunya film. Keduanya membuat film Subuh melalui Noise Films dengan pembimbing Budi Dwi Arifianto yang sekaligus menjadi co-produser.  

"Konsep awal pembuatan film Subuh long take tanpa cut. Dalam proses pra produksi ada masukan dari dosen pembimbing untuk memasukan konflik yang lebih kuat," kata Levie, Jumat (29/4/2022).

Levie menceritakan, proses kreatif film bermula dari pengalaman KKN UMY bersama teman-teman di sebuah desa di Magelang yang mayoritas Kristiani. Keseharian, warga menggunakan atribut yang biasa penduduk Muslim pakai, sarung dan peci.

"Kehidupan toleransi antar warga berjalan dengan baik. Subuh ini memiliki konsep pengemasan film karena ide film tentang toleransi itu banyak, tapi di film Subuh ini cara bertuturnya beda," ujar Levie.

Produksi film Subuh dilakukan saat Covid-19 pada 2020 dengan protokol kesehatan yang ketat dan pertama kali rilis pada awal 2021. Masukan dari dosen pembimbing, konsep film dibuat sederhana dengan kisahnya yang bernarasi tentang toleransi.

Levie menjelaskan, konsep film berdasarkan pengalamannya dalam film Cerita Masa Tua (2018) yang mengedepankan semiotika. Produksi akhirnya dilakukan satu rumah dengan 13 kru dan dua pemain. Ia menilai, yang terpenting gagasannya sudah kuat.

"Jangan sampai goals-nya hanya lulus, namun harus banyak ditonton dan menjadi branding kita untuk masuk ke dunia kerja serta portfolio," kata Levie.

Film Subuh sebelumnya sudah banyak diputar dalam berbagai festival film, meraih beberapa nominasi dan penghargaan. Film Terbaik Unand, Penyunting Gambar Terbaik Festival Film Klaten, nominasi Sutradara Terbaik di Festival Film Klaten 2021.

Nominasi Penulis Naskah Terbaik, nominasi Pemeran Utama Terbaik dan nominasi Film Terbaik Festival Film Klaten, nominasi Ide Cerita Terbaik di Festival Film Islami Lampung, nominasi Film Terbaik di Festival Film Islami Lampung, dan lain-lain.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement