Kamis 28 Apr 2022 12:40 WIB

Tes Penentu Shanghai Longgarkan Penguncian

Selain Shanghai, Beijing juga sedang gencar melakukan pengujian massal.

Rep: Dwina agustin/ Red: Friska Yolandha
Sebuah truk naik di jalan raya yang sepi, di tengah penguncian penuh Covid-19 kota di Shanghai, Cina, 27 April 2022. Otoritas Shanghai mengatakan pengujian Covid-19 baru akan dilakukan selama beberapa hari ke depan.
Foto: EPA-EFE/ALEX PLAVEVSKI
Sebuah truk naik di jalan raya yang sepi, di tengah penguncian penuh Covid-19 kota di Shanghai, Cina, 27 April 2022. Otoritas Shanghai mengatakan pengujian Covid-19 baru akan dilakukan selama beberapa hari ke depan.

REPUBLIKA.CO.ID, SHANGHAI -- Otoritas Shanghai mengatakan pengujian Covid-19 baru akan dilakukan selama beberapa hari ke depan. Tes tersebut akan menentukan lingkungan  yang dapat dengan aman mulai dibuka kembali.

Wakil kepala komite kesehatan Shanghai Zhao Dandan mengatakan, penduduk kota itu akan memulai putaran pengujian lagi selama beberapa hari ke depan. Daerah-daerah yang telah mencapai "Zero Covid" dapat melihat beberapa kebebasan terbatas.

Baca Juga

Penguncian Shanghai dimulai sebulan yang lalu dan telah berdampak pada penduduk yang terkurung di rumah. Sementara sebagian kecil orang yang beruntung telah diizinkan keluar dalam seminggu terakhir, sebagian besar orang tetap terkurung.

Pejabat melaporkan 48 kematian pada Rabu (27/4/2022), sehingga total menjadi setidaknya 238 jiwa yang meninggal di kota tersebut. Sedangkan China melaporkan 14.222 kasus baru infeksi virus corona, sebagian besar pada orang yang tidak menunjukkan gejala.

Selain Shanghai, Beijing juga sedang gencar melakukan pengujian massal untuk jutaan penduduk setelah menemukan sekelompok kasus pekan lalu. Kota itu melaporkan 34 kasus baru pada Rabu, tiga di antaranya pada orang yang tidak menunjukkan gejala.

Sejauh ini, para pejabat hanya mengunci daerah-daerah tertentu di Beijing dengan adanya laporan kasus virus Covid-19. Pada Rabu, distrik Tongzhou menangguhkan kelas untuk semua sekolah dari taman kanak-kanak hingga sekolah menengah.

Strategi "Zero Covid" sedang diuji oleh wabah pandemi terbesar di negara itu, yang pertama kali dilaporkan di pusat kota Wuhan pada akhir Desember 2019. Ungkapan tersebut mengacu pada infeksi baru yang terdeteksi hanya pada orang yang sudah dalam pengawasan, seperti mereka yang berada di fasilitas karantina terpusat atau kontak dekat yang diketahui dari pasien yang ada, dan virus tidak lagi menyebar di masyarakat.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement