Jumat 22 Apr 2022 04:25 WIB

Mengapa Disebut Surat Al-Qadr, Bukan Surat Lailatul Qadar?

Surat Al-Qadr berisi tentang turunnya Alquran di Malam Qadar atau Lailatul Qadar.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Agung Sasongko
Alquran
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Alquran

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Surat Al-Qadr berisi tentang turunnya Alquran di Malam Qadar atau Lailatul Qadar (Malam Kemuliaan). Surat tersebut juga menyampaikan keutamaan Lailatul Qadar, yaitu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Lantas, mengapa surat tersebut dinamai Surat Al-Qadr, bukan Surat Lailatul Qadar?

Guru Besar Syariat Islam di Universitas Al-Azhar Kairo Mesir, Syekh Mabruk Attia menyampaikan pemaparan mengenai hal tersebut. Dia mengingatkan, yang paling penting bagi seorang Muslim ialah memiliki kemuliaan.

Baca Juga

"Dan menjadikan kemuliaan itu bernilai pada setiap malamnya, siang harinya, atau pada musim panas atau musim dingin," terang dia seperti dilansir Masrawy, Kamis (21/4).

Syekh Mabruk menambahkan, umat Muslim juga perlu memperhatikan penjudulan surat-surat dalam Alquran. Sebab, judul-judul surat dalam Alquran itu diberikan sebagai hadiah untuk umat Islam.

Allah SWT berfirman tentang manusia di akhir Surah Al-Kahfi, "Mereka itu orang-orang yang telah kufur terhadap ayat-ayat Tuhan mereka dan (kufur terhadap) perjumpaan dengan Dia, maka hapuslah amalan-amalan mereka, dan Kami tidak mengadakan suatu penilaian bagi (amalan) mereka pada hari kiamat."

Artinya, Syekh Mabruk memaparkan, tidak ada kemuliaan bagi mereka, yang dalam hal ini ialah orang-orang yang menasehati seorang hamba untuk menempatkan kemuliaan dirinya di sisi Tuhannya. Sebab, mungkin saja hamba tersebut justru adalah pemilik kemuliaan Tuhan yang tidak dipedulikan manusia di dunia ini.

Syekh Mabruk melanjutkan, kemuliaan itu terletak di antara Tuhan dan manusia. Tuhan membuat kemuliaan untuk hamba-Nya dalam beberapa hal. Pertama, jika seorang hamba mengagungkan Allah.

Allah SWT berfirman, "Dan mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya padahal bumi seluruhnya dalam genggaman-Nya pada hari kiamat dan langit digulung dengan tangan kanan-Nya. Maha Suci Tuhan dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan." (QS Az-Zumar ayat 67)

Kedua, seorang hamba mendapat kemuliaan dari Allah SWT jika tidak mengolok-olok ayat-ayat Allah dan tidak pula mencaci ulama. Lalu ketika seorang hamba meningkatkan amal ibadahnya, dan ketika ia mengeluarkan infak dalam suka dan duka, maka Allah akan memberikan kemuliaan yang Dia miliki kepada hamba tersebut.

"Surah Al-Qadr membuat seseorang ingin menggapai kemuliaan tersebut pada Lailatul Qadar. Karena penting bagi seseorang untuk meraih kemuliaan yang dimiliki Allah SWT," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement