Sabtu 16 Apr 2022 17:14 WIB

UEA dan Bahrain Kutuk Penyerbuan Pasukan Israel ke Al-Aqsa

Bentrokan di kompleks Al-Aqsa telah menyebabkan lebih dari 150 orang terluka.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
Warga Palestina meneriakkan slogan-slogan dan mengibarkan bendera Hamas selama protes terhadap Israel, di depan kuil Dome of the Rock di kompleks Masjid Al Aqsa di Kota Tua Yerusalem, Jumat, 15 April 2022.
Foto: AP/Mahmoud Illean
Warga Palestina meneriakkan slogan-slogan dan mengibarkan bendera Hamas selama protes terhadap Israel, di depan kuil Dome of the Rock di kompleks Masjid Al Aqsa di Kota Tua Yerusalem, Jumat, 15 April 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, MANAMA -- Uni Emirat Arab (UEA) dan Bahrain mengutuk aksi penyerbuan pasukan Israel ke kompleks Masjid Al-Aqsa. Kedua negara tersebut diketahui telah melakukan normalisasi diplomatik dengan Israel pada September 2020.

Lewat sebuah pernyataan yang dirilis pada Sabtu (16/4), Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) UEA menyerukan perlunya menahan diri dan melindungi jamaah Muslim yang beribadah di Masjid Al-Aqsa. “(Israel harus) menghormati hak warga Palestina untuk menjalankan ritual keagamaan mereka dan menghentikan praktik apa pun yang melanggar kesucian Masjid Al-Aqsa,” kata Kemenlu UEA, dilaporkan kantor berita UEA, Emirates News Agency.

Baca Juga

UEA pun menekankan perlunya Israel mengakhiri praktik yang mengancam prospek solusi dua negara dalam isu Palestina. Sementara itu Kemenlu Bahrain mengatakan pasukan Israel telah melakukan provokasi terhadap perasaan umat Islam. Selain mengutuk, Bahrain meminta Israel menghormati peran Yordania dalam melindungi situs-situs suci keagamaan di Yerusalem.

Sebelumnya Arab Saudi dan Iran telah terlebih dulu mengutuk aksi penggerudukan pasukan Israel ke Masjid Al-Aqsa. “Eskalasi sistematis ini adalah serangan terang-terangan terhadap kesucian Masjid Al-Aqsa dan tempatnya di jantung negara Islam,” kata Kemenlu Arab Saudi dalam sebuah pernyataan pada Jumat (15/4), dikutip Al Arabiya.

Saudi menyerukan masyarakat internasional untuk meminta pertanggungjawaban pasukan Israel atas tindakannya di kompleks Al-Aqsa. Hal itu termasuk aksi penyerangan yang mereka lakukan terhadap warga Palestina. Iran pun mengutuk keras tindakan pasukan Israel di kompleks situs tersuci ketiga milik umat Islam tersebut.

“Kejahatan Zionis terhadap rakyat Palestina yang tertindas menunjukkan semakin lemahnya rezim pendudukan ini yang bertujuan menutupi kekuasaannya yang kosong,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Saeed Khatibzadeh, Jumat, dilaporkan laman Mehr News Agency.

Menurut Bulan Sabit Merah Palestina, bentrokan di kompleks Al-Aqsa pada Jumat pagi lalu telah menyebabkan lebih dari 150 orang terluka, termasuk jurnalis dan petugas medis. Menurut lembaga yang mengelola Masjid Al-Aqsa, yakni Wakaf Islam, pasukan Israel mulai memasuki kompleks tersuci ketiga umat Islam itu sebelum fajar. Kala itu ribuan warga Palestina hendak menunaikan salat Subuh. Menurut otoritas Israel, pasukannya memasuki kompleks Al-Aqsa untuk mengangkut batu-batu yang telah dikumpulkan sekelompok warga Palestina guna mengantisipasi kekerasan.

Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Israel turut menyampaikan hal serupa. Ia mengatakan, puluhan pria bertopeng dengan membawa bendera Palestina dan Hamas berbaris ke kompleks Al-Aqsa pada Jumat pagi. Mereka dituding telah mengumpulkan batu di sekitar area tersebut. “Polisi dipaksa masuk ke halaman untuk membubarkan kerumunan dan memindahkan batu-batu tersebut, guna mencegah kekerasan lebih lanjut,” kata Kemenlu Israel lewat akun Twitter-nya.

Kepolisian Israel mengklaim, mereka mulai menggeruduk Masjid Al-Aqsa setelah adanya sekelompok warga yang melemparkan batu ke arah ruang doa umat Yahudi di Tembok Barat. Polisi Israel hendak membubarkan dan memukul mundur kelompok tersebut. Pada momen itulah bentrokan pecah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement