Kamis 07 Apr 2022 01:48 WIB

Dishub Jabar Prediksi Empat Titik Rawan Macet Saat Mudik, di Mana Saja?

Volume kendaraan diprediksi jauh lebih banyak dibanding mudik dua tahun lalu.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus raharjo
Pengendara mobil melintas di jalur contra flow saat terjadi kemacetan di jalan tol Jagorawi, Jakarta Timur, Jumat (24/12). PT Jasa Marga (Persero) memproyeksikan puncak arus mudik libur Natal dan Tahun Baru 2022 terjadi pada Jumat (24/12/2021) hingga Ahad (2/1/2022). Sementara jumlah volume kenderaan yang meninggalkan wilayah Jabodetabek melalui jalan tol dari tanggal 17-23 Desember 2021 mencapai 1,1 juta kendaraan atau meningkat 8,9 persen dari lalu lintas harian normal pada bulan November lalu. Republika/Thoudy Badai
Foto: Republika/Thoudy Badai
Pengendara mobil melintas di jalur contra flow saat terjadi kemacetan di jalan tol Jagorawi, Jakarta Timur, Jumat (24/12). PT Jasa Marga (Persero) memproyeksikan puncak arus mudik libur Natal dan Tahun Baru 2022 terjadi pada Jumat (24/12/2021) hingga Ahad (2/1/2022). Sementara jumlah volume kenderaan yang meninggalkan wilayah Jabodetabek melalui jalan tol dari tanggal 17-23 Desember 2021 mencapai 1,1 juta kendaraan atau meningkat 8,9 persen dari lalu lintas harian normal pada bulan November lalu. Republika/Thoudy Badai

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG---Dinas Perhubungan (Dishub) Jawa Barat mulai melakukan survei dan peninjauan jalur yang diprediksi akan ramai dilalui pemudik di seluruh wilayah Provinsi Jawa Barat. Salah satunya di jalur selatan dimulai dari simpang susun Cileunyi hingga Tasikmalaya.

“Ini merupakan bagian dari persiapan pemerintah Jawa Barat untuk mengantipasi arus lalu lintas mudik lebaran,” ujar Kepala Dishub Jawa Barat, A Koswara Hanafi, Rabu (6/4/2022).

Baca Juga

Koswara mengatakan, beberapa titik potensi kemacetan pada jalur mudik di Jawa Barat yang disurvei saat pemantauan jalur mudik yakni di daerah Cileunyi, Nagrek, Malangbong dan Gentong. Menurutnya, penyempitan jalur (bottle neck), aktivitas pasar tumpah, dan persilangan jalan (crossing) masih menjadi persoalan utama yang mengakibatkan kepadatan dan kemacetan. Sehingga perlu dilakukan penyusunan strategi penanganan yang lebih intesif.

"Titik-titik krusial di lokasi yang rawan kemacetan, itu juga dibahas secara lengkap. Kemudian jalur alternatif yang berbahaya, kita akan informasikan ke masyarakat supaya diketahui dan diatur di lapangannya keselamatan buat pemudik lah intinya," papar Koswara.

Gerbang tol Cileunyi menjadi salah satu titik yang menjadi perhatian pada setiap musim mudik. Dishub Jabar berkoordinasi dengan Jasa Marga mengantisipasi adanya kepadatan di gerbang tol Cileunyi dengan menyiapkan exit tol Gedebage KM 149 sebagai solusi untuk mengurai kepadatan keluar tol Cileunyi.

Selain itu, Koswara menyinggung masih minimnya gerbang yang dioperasikan di Cileunyi yang saat ini dinilai belum cukup banyak untuk melayani kendaraan yang melintas saat mudik nanti. Padahal, volume kendaraan diprediksi akan jauh lebih banyak dibanding mudik dua tahun lalu.

"Di lapangan, ditemukan beberapa persoalan yang harus dikoordinasikan dan ditegaskan oleh para penyelenggara angkutan lebaran," kata Koswara.

Rangkaian kegiatan survei kesiapan menjelang arus mudik 2022, dilengkapi pula dengan pengecekan kendaraan standar pelayanan minimun (SPM) dan Sistem Manajemen Keselamatan (SMK) yang dilaksanakan di pool Budiman, pool Karunia Bakti ,Terminal Singaparna dan Terminal Garut.

Pengecekan kendaraan ini meliputi pemeriksaan kendaraan dan surat kelengkapannya yang sesuai dengan standar pelayanan minimum serta fasilitas layanan pemeriksaan kesehatan bagi awak kendaraan pada angkutan penumpang umum.

Menurut Koswara, pemudik tahun ini diperkirakan akan lebih banyak karena pandemi Covid-19 yang sudah mulai mereda. Apalagi, pemerintah juga sudah membolehkan warga untuk mudik. Meski demikian, ia menegaskan, protokol kesehatan harus tetap diterapkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement