Kamis 31 Mar 2022 22:19 WIB

Program Orang Tua Angkat Majukan UMKM Jamu dan Obat Herbal Jateng

Jamu mampu berkontribusi bagi peningkatan pertumbuhan ekonomi bangsa.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Yusuf Assidiq
Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen, saat memberikan sambutan pada acara Pendampingan UMKM Obat Tradisional Dalam Rangka Mendukung Hilirisasi Herbal Nasional Melalui Konsistensi Pemenuhan Mutu Bahan Baku, yang digelar BPOM RI di Hotel Tentrem Semarang, Kota Semarang, Kamis (31/1).
Foto: dok. Istimewa
Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen, saat memberikan sambutan pada acara Pendampingan UMKM Obat Tradisional Dalam Rangka Mendukung Hilirisasi Herbal Nasional Melalui Konsistensi Pemenuhan Mutu Bahan Baku, yang digelar BPOM RI di Hotel Tentrem Semarang, Kota Semarang, Kamis (31/1).

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah mendukung berbagai program yang diinisiasi oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI dalam upaya meningkatkan kualitas dan keamanan jamu tradisional produk UMKM setempat.

Sehingga program BPOM RI itu akan mendorong produk jamu tradisional kian mendapatkan kepercayaan yang lebih luas dari masyarakat, karena semakin terjamin keamanannya.

“Baik itu melalui program Orang Tua Angkat, desa wisata jamu maupun pendampingan untuk pelaku UMKM obat herbal dan jamu gendong,” ungkap Wakil Gubernur (Wagub) Jateng, Taj Yasin Maimoen, saat menghadiri acara Pendampingan UMKM Obat Tradisional dalam Rangka Mendukung Hilirisasi Herbal Nasional Melalui Konsistensi Pemenuhan Mutu Bahan Baku, di Hotel Tentrem Semarang, Kota Semarang, Kamis (31/1/2022).  

Menurutnya, pemprov sangat mendukung program ‘orang tua angkat’. Program ini akan membawa para pelaku UMKM obat tradisional dan jamu gendong dapat bergerak semakin luas.

Sehingga dapat berdampak pada ekonomi lokal serta mendukung ekonomi nasional. “Pelaku usaha obat tradisional harus punya itikad untuk maju dan berkembang bersama,” tambahnya.

Bagi masyarakat Indonesia, lanjut wagub, jamu tidak hanya sebagai obat tradisional, melainkan juga sebagai sumber penghasilan. Bahkan juga mampu berkontribusi bagi peningkatan pertumbuhan ekonomi bangsa.

Terlebih pada era digitalisasi seperti sekarang ini, yang memungkinkan beragam produk jamu dapat dipasarkan hingga ke mancanegara secara mudah melalui daring.

Di sisi lain, Jateng sudah dikenal sebagai salah satu sentra jamu di Indonesia. Di antaranya di Kota Semarang, Surakarta, Sukoharjo, Klaten, Boyolali, Tegal, dan Cilacap.

Sedikitnya ada 162 perusahaan yang bergerak di bidang obat tradisional, bahkan 88 persennya adalah UMKM. “Sedangkan untuk usaha jamu gendong ditemukan hampir di semua daerah di Jateng,” jelasnya.

Sementara itu dalam upaya menjaga keamanan produk jamu dari obat kimia, pemprov sangat  mendukung kinerja BPOM RI dalam melakukan pengawasan maupun dalam  penindakan terhadap obat tradisional yang mengandung bahan kimia.

Pengawasan dan penindakan harus diperketat agar pelaku UMKM obat tradisional tidak melenceng dari ketentuan yang berlaku. “Sehingga obat-obat tradisional dan jamu yang sudah turun-temurun mendapat tempat di masyarakat tidak ditinggalkan karena adanya campuran obat kimia,” tegas Taj Yasin.

Sementara itu, Kepala BPOM RI, Penny Kusumastuti Lukito mengatakan, BPOM akan mendampingi pelaku UMKM obat herbal sehingga berbagai produk herbal yang berpotensi sebagai herbal jamu bisa menjadi obat melalui pendampingan hilirisasi.

Dengan begitu, nantinya berkembang melalui penelitian dan pengembangan menjadi obat herbal berstandar. “Mengapa dari hulu ke hilir, karena ada berbagai aspek yang bisa dikembangkan bersama-sama dengan berbagai pihak,” jelas dia.

Di antaranya, lanjut Penny, dengan pemerintah daerah, asosiasi pengusaha, organisasi masyarakat. “Semua harus bersama-sama peduli meningkatkan kualitas jamu Indonesia, tidak hanya di Jawa tetapi di seluruh Indonesia,” kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement