Rabu 23 Mar 2022 17:19 WIB

5 Fondasi Temukan Tujuan Hidup Sejati Menurut Imam Ghazali

Imam Ghazali menekankan pentingnya tujuan hakiki dalam hidup

Rep: Muhyiddin/ Red: Nashih Nashrullah
Bersujud sebagai media mencari tujuan hidup (ilustrasi).Imam Ghazali menekankan pentingnya tujuan hakiki dalam hidup
Foto: Reuters
Bersujud sebagai media mencari tujuan hidup (ilustrasi).Imam Ghazali menekankan pentingnya tujuan hakiki dalam hidup

REPUBLIKA.CO.ID, — Setelah menyadari bahwa kehidupan di dunia ini hanya sementara, lalu apa sebenarnya yang kita cari di dunia ini? Apa makna dan tujuan hidup yang sejati?. 

Secara tidak langsung, jawabannya dapat ditemukan dalam kitab Raudhtut Thalibin karya Imam Ghazali, yang terjemahannya telah diterbitkan menjadi buku “Hidup di Dunia Apa yang Kau Cari?” ini.

Baca Juga

Imam Al Ghazali merupakan seorang ulama besar yang lahir di Kota Tus, Khurasan pada 450 Hijriyah.

Selain dikenal sebagai ulama yang bergelar Hujjatul Islam, Al Ghazali juga seorang filsuf, seorang sufi, dan pemikir Muslim yang memberikan kontribusi besar dalam khazanah keilmuan.

 

Hampir setengah usinya, ia habiskan untuk mendalami pengetahuan dan mengajarkannya lewat karya-karyanya.

Nama lengkap Imam Al Ghazali adalah Abu Hamid Al Ghazali Muhammad bin Muhammad bin Muhammad Ath Thusi.

Selama hidupnya ia telah banyak menulis kitab. Di antaranya adalah kitab risalah ini, yang memiliki judul asli Raudhah ath Thalibin wa Umdah as-Salikin.

Dari karya Imam al Ghazali ini, setidaknya ada lima fondasi yang diperlukan untuk menemukan tujuan hidup sejati.

Fondasi pertama, yaitu berpegang pada akidah yang benar. Adapun terjadinya penyimpangan akidah yang benar, itu disebabkan dominasi hawa nafsu terhadap hati dan fanatisme terhadap mazhab ahli bidah.

Seorang imam berkata, “Banyak kaum yang diselematkan oleh akidah, meskipun amalan mereka sedikit. Namun, tidak sedikit pula yang binasa karena akidah, walaupun amalan mereka banyak. Cinta kedudukan, harta, dan dunia adalah racun yang mematikan. Kekuasaan dan ketenaran melahirkan kesombongan dan menjerumuskan hamba ke dalam cinta dunia. Keduanya merupakan perusak agama.”

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement