Senin 21 Mar 2022 16:02 WIB

Gubernur: Panglima AL Rusia Tewas di Ukraina

Kapten Andrei Paliy tewas dalam pertempuran di Mariupol.

Rep: Lintar/Fergi/ Red: Teguh Firmansyah
Petugas pemadam kebakaran dan tim keamanan Ukraina di lokasi sebuah gedung yang terkena rudal Rusia di Kyiv (Kiev), Ukraina, 20 Maret 2022.
Foto: EPA-EFE/ATEF SAFADI
Petugas pemadam kebakaran dan tim keamanan Ukraina di lokasi sebuah gedung yang terkena rudal Rusia di Kyiv (Kiev), Ukraina, 20 Maret 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Salah satu panglima angkatan laut senior Armada Laut Hitam Rusia tewas dalam perang di Ukraina. Demikian dilaporkan Gubernur Sevastopol pada Ahad (20/3/2022).

"Perwira Kapten Andrei Paliy, Wakil Komandan Armada Laut Hitam Rusia itu, tewas selama pertempuran di kota pelabuhan Mariupol di Ukraina timur," kata Gubernur Mikhail Razvozhayev lewat aplikasi perpesanan Telegram.

Baca Juga

Angkatan Laut Rusia tidak menanggapi permintaan untuk berkomentar.Sevastopol merupakan pangkalan utama Armada Laut Hitam Rusia dan terletak di Semenanjung Krimea, yang dicaplok dari Ukraina pada 2014.

Ini bukan pertama kali petinggi militer Rusia dikabarkan tewas. Sebelumnya, Intelijen Ukraina mengeklaim bahwa seorang Jenderal Rusia tewas dalam pertempuran di Kharkiv. Mayor Jenderal Vitaly Gerasimov disebut sebagai jenderal kedua yang terbunuh dalam sepekan terakhir.

 

Seperti dilansir the Guardian, Selasa (8/3/2022), Vitaly Gersimov merupakan kepala staf batalion ke-41 militer Rusia. Menurut keterangan Kementerian Pertahan Ukraina, Mayjen Gerasimov terbunuh di sisi luar kota sebelah timur, Kharkiv, bersama sejumlah petinggi militer lainnya

Peneliti keamanan Rusia di think tank Amerika Serikat (AS) CNA Dmitry Gorenburg mengatakan jumlah pasukan Rusia yang tewas dan terluka di Ukraina menurunkan hampir 10 persen keefektifan tempur mereka. Gorenburg mengatakan tewasnya empat dari 20 jenderal Rusia di Ukraina akan berdampak besar pada komando.

Sementara itu, Ukraina dengan tegas menolak permintaan Rusia agar pasukan Ukraina meletakan senjata sebagai imbalan koridor kemanusiaan di Mariupol. Moskow meminta pasukan di Mariupol untuk menyerah karena bencana kemanusiaan yang mengerikan tengah berlangsung di sana.

Namun usai meminta meletakan senjata, pejabat Ukraina mengatakan, Rusia menyerang kota selatan yang terkepung di Laut Azof. Akibatnya sebuah sekula seni yang menampung sekitar 400 orang terkena hantaman bom.

"Tidak ada pembicaraan tentang penyerahan, peletakan senjata,\" kata Wakil Perdana Menteri Ukraina Irina Vereshchuk kepada media Pravda Ukraina. \"Kami telah memberi tahu pihak Rusia tentang ini.\"

Wali kota Mariupol Piotr Andryushchenko juga menolak tawaran tersebut tak lama setelah dibuat. Di laman Facebook resminya ia mengatakan, tidak perlu menunggu sampai batas waktu pagi untuk menanggapi dan mengutuk Rusia.

Kolonel Jenderal Rusia Mikhail Mizintsev telah menawarkan dua koridor kemanusiaan. Satu menuju ke timur menuju Rusia dan yang lainnya ke barat ke bagian lain dari Ukraina. Dia tidak mengatakan apa yang direncanakan Rusia jika tawaran itu ditolak.

 

 

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement