Jumat 18 Mar 2022 07:13 WIB

Menkeu: Transformasi Digital Beri Akses Bagi Perempuan

Teknologi digital yang dipadu kebijakan afirmatif beri peluang bagi perempuan.

Rep: Novita Intan/ Red: Ferry kisihandi
Menteri Keuangan Sri Mulyani.
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Menteri Keuangan Sri Mulyani.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Pemerintah menyebut peningkatan penggunaan teknologi digital mampu memberikan peluang bagi perempuan. Hal ini sebagai solusi bagi mereka yang terkadang harus bekerja untuk mengurus keluarga yang menjadi tanggung jawabnya. 

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan, kemajuan teknologi digital memberikan tambahan alternatif solusi bagi perempuan untuk menjangkau akses pasar mereka baik untuk menjual maupun memasarkan produknya. Hal ini tentunya memberikan pilihan bagi perempuan untuk tetap produktif meski di rumah.

"Dengan begitu, maka kita akan mampu menyelaraskan pilihan sebagian dari wanita ini ketika mereka harus melakukan pekerjaan rumah tangga, sekaligus mengerjakan pekerjaan produktif mereka," ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat (18/3/2022).

Menurutnya kemajuan teknologi memunculkan beberapa perusahaan financial technology (fintech) yang memberikan pilihan solusi pendanaan. Namun, dia mengingatkan pentingnya regulasi yang kuat untuk melindungi konsumen supaya tidak terjebak skema pinjaman online yang merugikan masyarakat.

Pada saat yang sama, pemerintah mempromosikan beberapa fintech yang didedikasikan untuk mendukung usaha kecil menengah. Fintech dinilai menjadi alternatif sumber pendanaan yang lebih mudah diproses dan lebih mudah diakses, sehingga dapat menciptakan situasi yang menguntungkan bagi perempuan.

"Usaha kecil menengah dapat menggunakan platform misalnya DigiKU atau Kredit Digital untuk Usaha Kecil Menengah yang berbeda dengan P2P lending pada umumnya. Perbedaan di DigiKU adalah platform ini merupakan kolaborasi pemerintah, perbankan, dan e-commerce," ucapnya.

Dia memahami, lebih dari 90 persen usaha kecil menengah masih berstatus informal. Karena itu, pembiayaan yang mudah diakses membantu mereka meningkatkan aktivitasnya dan beralih menjadi aktivitas ekonomi formal, termasuk dengan adanya pembayaran digital melalui QR Code.

Sri Mulyani mengingatkan adanya akses ke layanan keuangan tidak berarti perempuan secara otomatis memiliki hasil lebih baik dalam hidup mereka. Selain karena masih rendahnya literasi digital dan literasi keuangan saat ini, perempuan juga memiliki kendala terkait aktivitasnya yang berada di sektor informal.

"Namun saya optimistis, teknologi digital yang dipadu kebijakan yang tepat dan afirmatif  memberikan peluang yang jauh lebih besar bagi perempuan untuk tidak hanya mendapatkan akses finansial tetapi pada saat yang sama mereka akan mendapatkan akses keuangan supaya menjadi jauh lebih produktif, sehingga akan meningkatkan kesejahteraan," pungkas dia. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement