Selasa 15 Mar 2022 08:40 WIB

'Laskar Pelangi' Siap Hadapi PISA 2022

Kemendikbud memilih Provinsi Bangka Belitung untuk mewakili Indonesia dalam tes PISA

Replika SD Muhammadiyah Laskar Pelangi,
Foto: citra listya rini/ROL
Replika SD Muhammadiyah Laskar Pelangi,

Oleh : Nurwati,S.Pd ( Penulis dan Guru SMPN 2 Namang,Kab.Bangka Tengah,Prov.Bangka Belitung)

 

 
"Belajar tidak dicapai secara kebetulan; itu harus dicari dengan semangat dan ketekunan" -- Abigail Adams

 

REPUBLIKA.CO.ID, Pepatah ini selaras dengan slogan pendidikan yaitu merdeka belajar, dimana salah satu penerapannya  melalui program guru penggerak yang tujuan utamanya untuk meningkatkan nilai Program for International Student Assessment (PISA) Indonesia yang masih sangat rendah di tingkat dunia.

Sejak keikutsertaan Indonesia pertama di tahun 2000,  secara garis besar tidak ada peningkatan antara tahun 2000 dan 2018. Program PISA akan diadakan pada tahun 2021 ini, setelah 3 tahun sebelumnya yaitu tahun 2018 Indonesia berada pada urutan 74 dari 79 negara yang mengikuti program ini

Hasil studi PISA 2018 yang dirilis oleh OECD menunjukkan bahwa kemampuan siswa Indonesia dalam membaca, meraih skor rata-rata yakni 371, dengan rata-rata skor OECD yakni 487. Kemudian untuk skor rata-rata matematika mencapai 379 dengan skor rata-rata OECD 487. Selanjutnya untuk sains, skor rata-rata siswa Indonesia mencapai 389 dengan skor rata-rata OECD yakni 489.

Pelaksanan tes PISA akan dilaksanakan antara bulan Mei-Juni 2022, karena pelaksanaannya di tahun 2021 terhalang pandemi. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) telah memilih Provinsi Kepulauan Bangka Belitung,DKI Jakarta dan Jogjakarta mewakili Indonesia dalam Program for International Student Assessment (PISA) tahun 2022, yang diselenggarakan oleh Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD). 

Pencapaian prestasi yang telah diraih provinsi Kepulauan Bangka Belitung, sehingga menjadi pertimbangan Kemendikbud memilih Babel  dalam PISA 2020. Hal ini berdasarkan hasil Ujian Nasional (UN)   peringkat 5 Nasional dan sudah berbasis komputer, uji kompetensi guru peringkat 6 Nasional, kompetensi Kepala Sekolah peringkat 5 Nasional, dan SPM Bangka Belitung bahkan peringkat 3 se-Indonesia tahun 2019. Hal inilah menjadikan barometer kemajuan dunia pendidikan di Indonesia.

Pelaksanaan tes Pisa di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang tersebar di enam (6) kabupaten dan 1 kota yaitu Bangka Tengah,Bangka Barat,Bangka Selatan, Bangka , Belitung dan Belitung timur serta  kota Pangkal Pinang. Dimana pesertanya siswa berusia 15 tahun setara kelas IX  ( sembilan) SMP/MTS sederajat atau kelas X (sepuluh) SMA/SMK sederajat dan untuk sekolah yang menjadi sampling akan dipilih oleh panitia PISA sebanyak 60 sekolah di Bangka Belitung. dilansir rri.co.id

Salah satu alasan utama provinsi Bangka Belitung ikut serta dalam PISA 2022 ini adalah untuk memahami prestasi para siswa di Babel   dengan standar internasional dan negara-negara lain yang menghadapi tantangan serupa. Pemahaman ini akan dimanfaatkan untuk mengenali aspek-aspek yang berkaitan dengan prestasi siswa dan secara efektif, selain itu  dengan PISA diharapkan hasilnya apapun nilai/skor yang diperoleh akan dapat membantu dalam membuat kebijakan dan memutuskan bagaimana memperbaiki kualitas sistem pendidikan.

Dalam menghadapi tes PISA yang menjadi tantangan adalah pembelajaran di masa pandemi ini,hal ini tidak mengurangi semangat para guru untuk tetap mengajar walaupun pembelajaran dilakukan secara daring dan luring,hal ini membuat guru harus kreatif dan berinovasi dalam menyajikan materi sehingga siswa tetap semangat belajar dan kondisi apapun,hal ini tak luput dari pantauan pemerintah daerah dan dinas pendidikan.

PISA ini bertujuan  untuk menilai sejauh mana para siswa di Babel  (dan negara lainnya) telah memperoleh kemahiran yang tepat dalam membaca, matematika dan ilmu pengetahuan untuk membuat kontribusi yang signifikan terhadap masyarakat mereka serta untuk mendorong negara-negara saling belajar satu sama lain mengenai sistem pendidikan sehingga mampu membangun sistem persekolahan yang lebih baik dan inklusif secara efektif serta melahirkan siswa yang mampu menghadapi tantangan abad 21 ini.

 Asesmen dan kompetensi yang dibutuhkan sehingga pembelajaran kita dapat mempersiapkan siswa untuk dapat bersaing di dunia internasional. Asesmen yang digunakan dalam PISA ini sudah  mulai diterapkan di provinsi Bangka Belitung, yaitu dengan Asesmen Kemampuan Minimum (AKM) yang diujicobakan pada siswa kelas V

 ( lima) SD,kelas 8 (delapan) SMP dan kelas XI (sebelas ) SMA. Tugas guru adalah membiasakan pembelajaran yang berorientasi pada kemampuan ini, yakni dari pemahaman, aplikasi dan penalaran dan akan dilaksanakan mulai bulan ini.

 

Untuk mengembangkan potensi guru, dinas pendidikan dan pemerintah daerah di Babel mengadakan pelatihan offline maupun online dan bimbingan kepada guru-guru tentang AKM yang berbasis PISA,baik itu pelatihan di tingkat daerah maupun tingkat nasional,hal ini difokuskan pada semua sekolah, bagi sekolah yang bukan penyelenggara PISA mereka menggunakan dana BOS untuk mengundang pemateri  dari dinas pendidikan maupun dari LPMP,selain itu dukungan sarana dan prasarana tersedia dengan maksimal.

Menteri Nadiem Makarim telah menyiapkan beberapa strategi dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan dengan mengacu pada penilaian PISA 2022 dapat mencapai target memperbaiki dan meningkatkan kompetensi peserta didik,ada lima (5) strategi antara lain:

1. Kepala sekolah dipilih dari guru-guru terbaik 

2. Mencetak generasi guru "baru" melalui Pendidikan Profesi Guru (PPG) 

3. Menyederhanakan kurikulum Guru didorong untuk mengajar sesuai kemampuan siswa.

4. AKM pengganti Ujian Nasional Asesmen Kompetensi Minimum (AKM)  berbasis PISA.

5. Platform teknologi pendidikan berbasis mobile yang difokuskan pada guru-guru di Sekolah Penggerak. Selain itu, bermitra dengan perusahaan teknologi pendidikan (education technology) kelas dunia. Termasuk menggerakkan puluhan ribu mahasiswa dari kampus-kampus terbaik untuk mengajar anak-anak di seluruh Indonesia. 

Provinsi Bangka Belitung sudah melaksanakan lima kebijakan dari menteri pendidikan salah satunya  masih dalam proses ini adalah program guru dan sekolah penggerak. Pada tahun 2022 in,  ada dua kabupaten yang terpilih dari program guru penggerak tahap 6 di 'Bumi Laskar Pelangi' yaitu kabupaten Bangka Tengah dan Bangka Selatan.

Melalui program guru penggerak ini akan mudah mengimplementasikan merdeka belajar,untuk melahirkan siswa yang mampu menghadapi tantangan abad 21, guru sebagai pemeran utama harus meningkatkan  kompetensinya,pemerintah daerah bekerjasama dengan dinas pendidikan melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan sumber daya manusia ( SDM ) tahun 2022 ini sudah terlaksana di kabupaten Bangka Tengah sekitar 60 orang baik guru TK,SD dan SMP serta staf dinas pendidikan melanjutkan program S2 di kampus PGRI Palembang.

Persiapan menghadapi tes PISA 2022 ini provinsi Bangka Belitung sudah bekerja sama dengan dinas pendidikan di semua kabupaten dan kota untuk melakukan berbagai persiapan pada siswa baik dari segi pembelajaran,try out soal AKM dan persiapan mental,hal serupa juga dilakukan oleh para guru untuk meningkatkan kompetensinya dengan mengikuti berbagai program pemerintah,pelatihan bahkan melanjutkan pendidikan dengan biaya sendiri.

Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement