Senin 14 Mar 2022 17:33 WIB

Penasihat Presiden Sebut 2.500 Orang Tewas di Mariupol

Pasukan Rusia dituduh mencegah bantuan kemanusiaan mencapai kota yang dikepung.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Friska Yolandha
Mobil terbakar di sebelah gedung rumah sakit bersalin yang hancur diserang Rusia, di Mariupol, Ukraina, 9 Maret 2022.
Foto: AP Photo/Evgeniy Maloletka
Mobil terbakar di sebelah gedung rumah sakit bersalin yang hancur diserang Rusia, di Mariupol, Ukraina, 9 Maret 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Penasihat Presiden Ukraina Oleksiy Arestovych mengatakan pada Senin (14/3/2022), bahwa lebih dari 2.500 penduduk kota pelabuhan Laut Hitam Mariupol telah tewas sejak Rusia menginvasi Ukraina pada Kamis (24/2/2022). Dia mengutip angka-angka dari pemerintahan kota Mariupol.

Arestovych juga menuduh pasukan Rusia mencegah bantuan kemanusiaan mencapai kota yang dikepung. Sedangkan Rusia mengatakan tidak menargetkan warga sipil.

Baca Juga

Sementara itu, kantor hak asasi manusia PBB mengatakan sedikitnya 596 warga sipil telah tewas di Ukraina sejak dimulainya perang, dan sedikitnya 1.067 terluka.

Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia mengatakan pada Ahad bahwa 43 dari mereka yang tewas adalah anak-anak, sementara 57 terluka. Sehari sebelumnya, kantor yang berbasis di Jenewa telah mendokumentasikan 579 kematian warga sipil dan 1.002 terluka.

Dikatakan sebagian besar korban sipil yang tercatat disebabkan oleh penggunaan senjata peledak dengan area dampak yang luas, seperti penembakan dari artileri berat dan serangan rudal. Para pejabat PBB mengatakan mereka yakin jumlah korban sebenarnya jauh lebih tinggi daripada yang tercatat sejauh ini karena penerimaan informasi telah tertunda dan banyak laporan masih perlu dikuatkan.

Hingga Senin, penasihat presiden Ukraina Mykhailo Podolyak mengatakan putaran terakhir perundingan dengan Rusia akan segera dimulai. Melalui video yang dibagikan di Twitter Podolyak mengatakan, bahwa pembicaraan akan dimulai dalam beberapa menit lagi.

Tidak seperti negosiasi sebelumnya yang diadakan di perbatasan Belarusia, pembicaraan Senin akan dilakukan melalui tautan video. "Ini akan menjadi diskusi yang sulit," tulis Podolyak di Twitter. "Meskipun Rusia menyadari omong kosong dari tindakan agresifnya, ia masih memiliki khayalan bahwa 19 hari kekerasan terhadap kota-kota damai (Ukraina) adalah strategi yang tepat," ujarnya menambahkan.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement