Senin 14 Mar 2022 06:59 WIB

Ampuh Ingatkan Anggotanya Cermat Tawarkan Paket Umroh

Meski tidak ada karantian dan tes PCT, harga paket umroh tetap naik.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Ani Nursalikah
Sejumlah calon jamaah umrah berjalan di Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Sabtu (8/1). Sebanyak 419 orang berangkat melaksanakan ibadah umrah setelah beberapa tahun terakhir Indonesia tidak mengirimkan jamaah akibat pandemi Covid-19. Ampuh Ingatkan Anggotanya Cermat Tawarkan Paket Umroh
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Sejumlah calon jamaah umrah berjalan di Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Sabtu (8/1). Sebanyak 419 orang berangkat melaksanakan ibadah umrah setelah beberapa tahun terakhir Indonesia tidak mengirimkan jamaah akibat pandemi Covid-19. Ampuh Ingatkan Anggotanya Cermat Tawarkan Paket Umroh

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum Afiliasi Mandiri Penyelenggara Umrah Haji (Ampuh) Tri Winarto mengingatkan anggotanya cermat membuat paket harga menjelang umroh di bulan Ramadhan. Ia mengatakan dihapuskannya ketentuan karantina dan PCR akan membuat harga paket umroh naik.

"Saya mengingatkan kepada teman-teman walapun karantina sudah tidak ada walau PCR sudah tidak ada bukan berarti harga turun, tetapi harga justru naik," kata Tri saat dihubungi Republika, Senin (14/3/2022).

Baca Juga

Tri mengingatkan agar penyelenggara umroh, khususnya anggota Ampuh, cermat membuat pake umroh di era new normal ke dua ini. Saat ini semua penyelenggara akan disibukkan dengan paket umroh di bulan Ramadhan.

"Oleh karena itu hati-hati dalam membuat paket, jangan salah," ujarnya.

 

Tri menyarankan semua pemilik travel bisa terus memantau segala informasi terkait komponen-komponen dalam penyelenggaraan ibadah umroh. Seperti halnya komponen umroh, sampai saat ini hotel-hotel belum banyak yang dibuka sehingga akan berpengaruh terhadap harga.

"Nanti akan rugi di akhir karena tidak memperhitungkan harga hotel yang terus naik," katanya.

Tri mengatakan saat ini hanya hotel-hotel yang memiliki sistem penjualan di muasasah booking reference number (BRN) yang bisa dibuka. Hotel yang tidak memiliki sistem penjualan muassasah atau BRN tidak bisa digunakan oleh jamaah.

"Jadi yang ada di sistem masih sedikit atau hotel yang memiliki BRN masih sedikit," katanya.

Kekurangan hotel tempat menginap menjadikan suasana di sekitaran Madinah terlihat padat. Sehingga antara satu jamaah dengan jamaah lainnya berdesakan ketika berjalan berlawanan arah.

"Ini yang menjadikan suasana padat karena kebutuhan hotel yang sangat tinggi tetapi ketersediaannya terbatas," katanya.

Tri memastikan kepadatan jamaah yang datang dari semua penjuru dunia ini akan terjadi menjelang Ramadhan. Seperti sebelumnya, umroh di bulan Ramadhan paling banyak diminati oleh seluruh jamaah dunia termasuk Indonesia sehingga tempat penginapan menawarkan harga tinggi.

"Apalagi menjelang high season di musim Ramadhan tentu harga hotel akan merangkak naik," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement