Kamis 10 Mar 2022 13:26 WIB

BMW Secara Bertahap Lanjutkan Produksi di Muenchen dan Dingolfing

BMW secara bertahap lanjutkan produksi di tengah konflik Rusia dan Ukraina.

BMW secara bertahap lanjutkan produksi di tengah konflik Rusia dan Ukraina.
Foto: EPA
BMW secara bertahap lanjutkan produksi di tengah konflik Rusia dan Ukraina.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- BMW secara bertahap akan melanjutkan produksi di pabrik Muenchen dan Dingolfing pada pekan depan, meski konflik Rusia dan Ukraina masih berlangsung, kata juru bicara perusahaan dilansir Reuters pada Kamis (10/3/2022). Kendati akan memulai pengoperasian di beberapa pabrik, namun BMW akan tetap menangguhkan kegiatan di pabrik Oxford selama dua pekan.

Sebelumnya, BMW terpaksa menangguhkan opersional pabrik mereka karena kendala rantai pasok yang disebabkan oleh invasi Rusia ke Ukraina. Pabrik lain di Jerman dan seluruh Eropa beroperasi juga akan seperti biasa, namun BMW mewaspadai gangguan rantai pasok di masa mendatang karena krisis Ukraina masih berlangsung.

Baca Juga

Saat ini, pabrikan mobil di Eropa termasuk Volkswagen, Porsche dan Audi sedang berupaya mendapatkan suku cadang imbas beberapa pemasok yang kesulitan mengirimkan barang karena kendala di perbatasan antar-negara.

Sebelumnya, pembuat mobil Jepang, termasuk Toyota Motor Corp, telah memerintahkan karyawan mereka yang berbasis di Rusia untuk kembali ke kampung halaman demi keselamatan mereka di tengah krisis Ukraina. Dikutip Kyodo, Toyota mengevakuasi sekitar 30 karyawan dan 20 anggota keluarganya.

Toyota mengatakan, keputusannya berdasarkan saran dari pemerintah Jepang dan situasi bisnis lokal.Toyota menangguhkan operasi di pabriknya di St Petersburg Jumat lalu karena gangguan rantai pasokan. Nissan Motor Co, Subaru Corp, dan Mitsubishi Motors Corp juga telah membuat pengaturan serupa.

Nissan pada Senin lalu mengatakan, akan segera menghentikan sementara produksi di pabriknya di kota Rusia. Sebanyak 347 perusahaan Jepang beroperasi di Rusia pada Februari, menurut perusahaan riset kredit Teikoku Databank Ltd.

 

"Di antara mereka, 45 persen adalah pembuat mobil dan pabrikan lainnya. Pedagang grosir, termasuk rumah perdagangan, menyumbang 25 persen, sementara jasa dan sektor keuangan masing-masing menyumbang 10 persen," tulis Nissan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement