Tips Menyiapkan Anak-Anak Menyambut Ramadhan

Rep: Mabruroh/ Red: Ani Nursalikah

Rabu 09 Mar 2022 05:25 WIB

Sejumlah anak mengambil makanan berbuka puasa gratis di Jalan Cempaka Putih Tengah, Jakarta, Ahad (18/4). Sekitar 400-600 paket takjil yang disajikan mulai dari kue, kolak, gorengan, mie ayam, nasi kotak, serta es buah dibagikan secara gratis setiap harinya pada pukul 17.00 selama bulan ramadhan dengan menerapkan protokol kesehatan. Tips Menyiapkan Anak-Anak Menyambut Ramadhan Foto: Prayogi/Republika. Sejumlah anak mengambil makanan berbuka puasa gratis di Jalan Cempaka Putih Tengah, Jakarta, Ahad (18/4). Sekitar 400-600 paket takjil yang disajikan mulai dari kue, kolak, gorengan, mie ayam, nasi kotak, serta es buah dibagikan secara gratis setiap harinya pada pukul 17.00 selama bulan ramadhan dengan menerapkan protokol kesehatan. Tips Menyiapkan Anak-Anak Menyambut Ramadhan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tantangan bagi anak-anak Muslim yang tinggal di lingkungan non-Muslim ketika memasuki bulan Ramadhan menjadi kekhawatiran tersendiri bagi orang tua. Mereka akan semakin khawatir ketika Ramadhan berbarengan dengan waktu ujian anak-anak di sekolah atau ketika ada kelas renang.

Konselor dan Instruktur Psikologi di Islamic Online University (IOU) Hanna Morris mengatakan anak-anak belum pada usia wajib berpuasa. Namun, melatih anak sedini mungkin untuk belajar menahan lapar tentu akan memudahkan mereka berpuasa di masa depan ketika itu menjadi kewajiban.

Baca Juga

“Jika Anda memiliki kekhawatiran besar di sekitar mereka berpuasa pada hari-hari sekolah, maka Anda dapat mendorong mereka berpuasa hanya pada akhir pekan saja,” ujar Morris dilansir dari About Islam, Selasa (7/3/2022).

Akan tetapi, jika mereka juga ingin berpuasa pada hari-hari sekolah, maka karena mereka belum mencapai usia wajib, mereka dapat melewatkan puasa pada hari-hari ujian atau olahraga dan membolehkan mereka berpuasa pada hari-hari lain di mana mereka ingin berpuasa. Orang tua tidak perlu menuntut anak-anak berpuasa sebulan penuh.

Orang tua, lanjut Morris, perlu menjelaskan mereka dapat berpuasa pada hari apa pun yang mereka inginkan, termasuk jika mereka ingin tetap berpuasa pada hari ujian atau olahraga. Tetapi mereka juga harus memberi tahu apabila mereka merasa tidak dapat menyelesaikan puasa  karena terlalu lapar.

“Namun, seiring bertambahnya usia, mereka juga perlu memahami ini tidak serta-merta menjadi alasan yang diperbolehkan untuk berbuka, terutama jika mereka ingin berbuka hanya karena merasa lapar,” jelas Morris.

“Jadi, mungkin opsi ini cocok untuk anak-anak yang lebih besar yang hampir memasuki usia wajib puasa agar mereka bisa lebih merasakan tantangan yang mungkin mereka hadapi sebagai remaja dewasa,” tambahnya.

Untuk lebih mendukung mereka dalam hal ini, terutama dalam hal puasa di hari-hari sekolah, orangtua dapat mempermudah mereka dengan memberi tahu  sekolah. Dengan cara ini, para guru akan dapat mendukung mereka dan akan menyadari apa yang mereka lakukan. 

“Juga, pastikan untuk memberi tahu para guru bahwa tidak apa-apa bagi mereka untuk berbuka jika perlu. Sekali lagi, dengan cara ini guru mereka akan dapat mengawasi mereka jika mereka perlu berbuka,” ujarnya.

Sementara itu, ketika berada di rumah, peran orang tua adalah menciptakan lingkungan yang dapat memperkuat hubungan mereka dengan Allah di bulan Ramadhan. Caranya dengan melakukan ibadah sebanyak mungkin sehingga anak-anak dapat mengalami tantangan dan kegembiraan yang datang di bulan ini.