Jumat 25 Feb 2022 09:28 WIB

Presiden Ukraina: Musuh Identifikasi Saya Sebagai Target Utama 

Rusia ingin hancurkan Ukraina secara politik dengan target presiden.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Friska Yolandha
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy. Zelenskiyy mengajak semua rakyat Ukraina untuk siap membela negara mereka dari pasukan Rusia yang merangsek maju.
Foto: Ukrainian Presidential Press Office via AP
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy. Zelenskiyy mengajak semua rakyat Ukraina untuk siap membela negara mereka dari pasukan Rusia yang merangsek maju.

REPUBLIKA.CO.ID, KYIV -- Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy pada Jumat (25/2/2022) mengatakan, kelompok sabotase musuh telah memasuki ibu kota Kyiv. Zelenskyy mengatakan, Rusia telah mengidentifikasi dirinya sebagai target utama, dan menghancurkan Ukraina.

“Menurut informasi, musuh telah mengidentifikasi saya sebagai target nomor satu. Keluarga saya adalah target nomor dua. Mereka ingin menghancurkan Ukraina secara politik dengan menghancurkan kepala negara," ujar Zelenskyy, dilansir Anadolu Agency.

Baca Juga

Dalam pesan video di Facebook, Volodymyr Zelenskyy mengatakan, tentara Ukraina telah berhasil melindungi hampir seluruh wilayah. Zelenskyy juga mengatakan, pasukan Ukraina berhasil merebut kembali bandara Hostomel di wilayah Kyiv dari pasukan Rusia. Dia juga meminta masyarakat untuk berhati-hati dan mengikuti aturan jam malam.

Menurut data awal, setidaknya 137 orang termasuk tentara dan warga sipil tewas pada hari pertama serangan Rusia. Zelenskyy mengatakan, dia tetap berada di lingkungan pemerintah.

Presiden Rusia Vladimir Putin pada Kamis (24/2/2022) mengumumkan operasi militer di Ukraina. Putin memperingatkan kepada negara lain bahwa, setiap upaya yang mengganggu tindakan Rusia akan mengarah pada konsekuensi yang belum pernah mereka lihat.

Putin mengatakan, operasi militer itu diperlukan untuk melindungi warga sipil di Ukraina timur. Dalam pidato yang disiarkan televisi, Putin menuduh Amerika Serikat (AS) dan sekutunya, mengabaikan permintaan Rusia untuk mencegah Ukraina bergabung dengan NATO dan menawarkan jaminan keamanan kepada Moskow. 

Putin menegaskan, tujuan Rusia menggelar operasi militer bukan untuk menduduki Ukraina. Dia mengatakan, operasi militer Rusia bertujuan untuk memastikan demiliterisasi Ukraina.  Putin mendesak prajurit Ukraina untuk segera meletakkan senjata dan pulang.

Saat Putin berpidato di televisi, sebuah ledakan besar terdengar di Kyiv, Kharkiv dan daerah lain di Ukraina. Gambar terbaru yang dirilis oleh perusahaan citra satelit Maxar Technologies menunjukkan, pasukan Rusia dan peralatan militer dikerahkan dalam jarak 10 mil dari perbatasan Ukraina, dan kurang dari 50 mil dari kota terbesar kedua di Ukraina, Kharkiv. Pada Kamis pagi, wilayah udara di seluruh Ukraina ditutup untuk lalu lintas udara sipil.

Sebuah situs web pelacakan penerbangan komersial menunjukkan bahwa El Al Boeing 787 Israel yang terbang dari Tel Aviv ke Toronto tiba-tiba keluar dari wilayah udara Ukraina, sebelum berbelok melintasi Rumania, Hongaria, Slovakia, dan Polandia.  Satu-satunya pesawat lain yang dilacak di Ukraina adalah pesawat pengintai tak berawak RQ-4B Global Hawk AS, yang mulai terbang ke barat pada Kamis pagi, setelah Rusia memberlakukan pembatasan penerbangan di wilayah Ukraina.

Gelombang serangan siber menghantam parlemen Ukraina, situs web pemerintah dan perbankan lainnya pada Rabu (23/2/2022). Peneliti keamanan siber mengatakan, penyerang tak dikenal juga telah menginfeksi ratusan komputer dengan malware yang merusak.

Baca juga : Banyak Korban Jiwa, PBB Minta Rusia Hentikan Serangan ke Ukraina

Para pejabat telah lama memperkirakan bahwa, serangan siber akan mendahului dan menyertai setiap serangan militer Rusia. Sementara, para analis mengatakan insiden itu menjadi pedoman Rusia selama hampir dua dekade tentang operasi siber yang disatukan dengan agresi dunia nyata.

Dalam perkembangan lain, Rusia mengevakuasi kedutaan besarnya di Kyiv. Sementara Ukraina menarik duta besarnya untuk Rusia, dan mempertimbangkan untuk memutuskan semua hubungan diplomatik dengan Moskow.

Invasi besar-besaran Rusia dapat menyebabkan korban besar dan menggulingkan pemerintah Ukraina yang terpilih secara demokratis. Selain itu, konsekuensi dari konflik dan sanksi yang dijatuhkan Barat kepada Rusia dapat mempengaruhi pasokan energi di Eropa. Termasuk mengguncang pasar keuangan global dan mengancam keseimbangan pasca-Perang Dingin di benua itu.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement