Selasa 22 Feb 2022 17:48 WIB

Animator Terkenal Jepang Hayao Miyazaki Hampir Pernah Ingin Menyerah, Ini Kisahnya

Hayao Miyazaki mendefinisikan dirinya sebagai seniman muda yang kehabisan motivasi.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Qommarria Rostanti
Animator asal Jepang, Hayao Miyazaki, pernah hampir mengalami  kegagalan karier. (ilustrasi)
Foto: EPA/FRANCK ROBICHON
Animator asal Jepang, Hayao Miyazaki, pernah hampir mengalami kegagalan karier. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Nama Hayao Miyazaki dikenal sebagai animator hebat asal Jepang, termasuk salah satu pendiri Studio Ghibli. Dia menciptakan sejumlah sinema animasi klasik Jepang, dengan Princess Mononoke dan Spirited Away yang menjadi hit global.

Dengan semua pencapaiannya, pria kelahiran Bunkyo City, Tokyo, 81 tahun silam itu pernah menghadapi rintangan saat memulai kariernya sebagai animator. Miyazaki sempat hampir menyerah meniti karier di bidang animasi, yang dia ceritakan dalam sebuah esai.

Baca Juga

Dalam esai yang terbit pada 1988 sebelum My Neighbor Totoro itu, Miyazaki mencurahkan isi hatinya. Dia mendeskripsikan dirinya sebagai seniman muda yang frustrasi dan kehabisan motivasi. Miyazaki juga menceritakan sumber inspirasi terbesarnya, yakni film animasi berdurasi panjang pertama di Jepang, Hakujaden (The Legend of White Snake).

Dia menuliskan bahwa pergolakan batinnya berlangsung pada 1963. Miyazaki menjadi animator pemula di Toei Animation Studio, tetapi dia menganggap pekerjaannya tidak menarik. Dia juga tidak setuju dengan proyek yang sedang dikerjakan atau yang sedang direncanakan. 

Miyazaki kala itu masih menyimpan keinginan menjadi penulis manga, yang belum tercapai. Dia merasa inspirasi yang diberikan Hakujaden sudah lama berlalu. "Saya ragu apakah saya akan terus bekerja sebagai animator, seandainya saya tidak bertemu Snow Queen di pemutaran yang diselenggarakan oleh serikat pekerja," kata Miyazaki dalam esai tersebut.

Sang animator terpukau dengan Snow Queen, yang menurutnya membuktikan sebuah karya animasi bisa memuat banyak cinta. Besarnya penyubliman gerakan gambar ke akting, serta emosinya yang sederhana namun kuat dan murni, disebut Miyazaki sangat menyentuh hati.

Menonton Snow Queen memulihkan kepercayaan Miyazaki pada media animasi dan cita-citanya menjadi animator. "Saya bersyukur atas kenyataan bahwa saya adalah seorang animator. Saya memutuskan untuk menetap dan melanjutkan pekerjaan ini," ujarnya.

Lewat esainya, Miyazaki menjelaskan bahwa dia bukan penggemar berat Disney. Saat menuliskan esai, dia juga tidak setuju dengan singkatan "anime". Miyazaki mencoba mendobrak ide umum yang menganggap anime sebagai ekspresionisme yang berlebihan. Dia juga membayangkan perkembangan masa depan dalam pembuatan film animasi. 

Menurut survei Statista 2020, My Neighbor Totoro merupakan film Ghibli yang paling banyak ditonton di Jepang. BBC juga telah memilih Spirited Away sebagai film terbaik keempat sepanjang abad ke-21. Memikirkan bahwa Miyazaki menulis esainya sebelum kedua film itu muncul menunjukkan betapa pentingnya untuk tidak menyerah pada sesuatu.

Kisah Miyazaki jadi cerminan bahwa kerja keras dan ketekunan, ditambah dengan bakat alami, dapat membuahkan hasil dengan cara yang menakjubkan. Bagi penggemar Ghibli di seluruh dunia, karya-karya Miyazaki tetap menjadi sumber inspirasi. 

Sang animator juga tak lelah berkarya sampai sekarang. Dengan umur yang sudah melampaui kepala delapan, dia masih menggarap film animasi ke-12 berjudul How Do You Live?. Belum ada informasi kapan film akan dirilis, dikutip dari laman Slash Film, Selasa (22/2/2022).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement