Selasa 22 Feb 2022 09:27 WIB

Prof Roosseno Raih Herman Johannes Award dari Katgama

Penghargaan diserahkan dalam puncak Hari Pendidikan Tinggi Teknik.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Yusuf Assidiq
Penyerahan anugerah Herman Johannes Award dari Katgama kepada Prof Roosseno Soerjohadikoesoemo.
Foto: Dokumen
Penyerahan anugerah Herman Johannes Award dari Katgama kepada Prof Roosseno Soerjohadikoesoemo.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Keluarga Alumni Fakultas Teknik Universitas Gajah Mada (Katgama) Yogyakarta memberi Herman Johannes Award kepada Prof Roosseno Soerjohadikoesoemo. Penghargaan diserahkan dalam puncak Hari Pendidikan Tinggi Teknik dan Dies Natalis 76 Fakultas Teknik UGM.

Penghargaan diserahkan ketua Katgama kepada puteri bungsu Roosseno, Damayanti Roosseno. Ketua Katgama, Agus Priyatno mengatakan, Herman Johannes Award jadi penghargaan kepada tokoh-tokoh yang berkontribusi besar dalam kemajuan bangsa.

Prof Rosenoo terpilih menerima Herman Johannes Award karena dinilai sebagai tokoh yang berjasa dan memiliki dedikasi tinggi dalam pembangunan dan pengembangan ilmu pengetahuan. Agus menekankan, ini menjadi apresiasi atas pengabdian Prof Rosenoo.

"Dedikasi luar biasa kepada bangsa dan Tanah Air semasa beliau masih hidup. Semoga bisa menjadi motivasi dan inspirasi bagi kita semua," kata Agus, Senin (21/2/2022).

 

Dalam bidang pendidikan, Roosseno memiliki peran penting dalam proses pemindahan lembaga pendidikan tinggi teknik Bandung ke Yogyakarta karena kondisi perang. Lalu lahir sekolah teknik Yogyakarta pada 17 Februari 1946 yang diketuai Prof Roosseno.

Sekolah ini yang menjadi cikal bakal Fakultas Teknik UGM. Roosseno tercatat pula sebagai promotor pendirian Balai Perguruan Tinggi Gadjah Mada. Kemudian, Sekolah Teknik Yogyakarta bergabung, dan menjadi embrio lahirnya Universitas Gadjah Mada.

Roosseno merupakan insinyur sipil, lulus dari Technische Hoogeschool te Bandoeng (ITB) pada 1932. Dikenal sebagai 'Bapak Beton' karena telah melahirkan berbagai karya-karya besar di Indonesia seperti Jembatan Rantau Beringin dan Rajamandala.

Lalu, berbagai bangunan lain yaitu kubah Masjid Istiqlal, Monumen Nasional, Gedung Bank Indonesia, Gedung Bank BNI dan BDN, Wisma Nusantara, termasuk Sarinah serta pelabuhan dan sarana olahraga. Lalu, Roosseno juga berkarir dalam berbagai bidang.

Bidang akademik, pada 1944-1945 Roosseno memperoleh Guru Besar di Bandung Kogyo Daigaku (TH Bandung usai dikuasai Jepang). Pada 1945-1946, Roosseno jadi ketua STT Bandung dan 1948 dikukuhkan Guru Besar di Universiteit van Indonesia te Bandung.

Roosseno juga mendirikan Akademi Teknologi Nasional (1950), sebagai rektor STT Nasional, juga rektor Institut Sains dan Teknologi Nasional. Rooseno dipercaya Presiden Soekarno sebagai Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga pada 1953.

Menteri Perhubungan 1954 dan Menteri Perekonomian 1955. Pada 1977 Roosseno meraih Doktor Honoris Causa dari ITB. Roosseno lahir di Madiun 2 Agustus 1908 dan wafat 15 Juni 1996, anak keenam Raden Roostamadji Soemodiwiryo dan Raden Rara Endran Soemodilogo.

"Atas jasa dalam mendirikan dan membesarkan FT UGM, nama Rooseno dipakai sebagai nama salah satu gedung di FT UGM, gedung Smart and Green Learning Center (SGLC)," ujar Agus.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement