Sabtu 19 Feb 2022 08:24 WIB

Taliban Menahan Warga Inggris dan Amerika tanpa Alasan Jelas

Taliban telah menahan beberapa warga negara Inggris dan seorang warga AS

Rep: Mabruroh/ Red: Esthi Maharani
Pejuang Taliban, ilustrasi
Pejuang Taliban, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL — Penguasa Taliban Afghanistan telah menahan beberapa warga negara Inggris dan seorang warga Amerika Serikat termasuk seorang mantan jurnalis televisi lepas yang telah datang ke Afghanistan selama lebih dari 40 tahun.

Hal ini diungkapkan oleh pemerintah Inggris dalam sebuah pernyataan. Namun demikian, Inggris menolak mengungkapkan identitas warganya yang dalam tahanan Taliban.

Penasihat Keamanan Nasional AS, Jake Sullivan mengatakan bahwa Washington "secara aktif bekerja" untuk membebaskan warga Amerika itu dari tahanan Taliban. Tetapi, dia pun menolak untuk memberikan penjelasan lebih, karena alasan sensitivitasnya.

Berbicara kepada AP melalui telepon dari rumahnya di London, seorang Afghanistan, Syed mengatakan, suaminya berada di Afghanistan untuk menyelidiki peluang bisnis, termasuk investasi di pertambangan lithium. Afghanistan kata dia, kaya akan lithium, komponen utama baterai penyimpan energi.

“Dia bepergian sendiri dan tidak berhubungan dengan tahanan lain,” ujar Syed dilansir dari Alarabiya, Sabtu (19/2).

Syed menikah dengan seorang juru kamera lepas di Afghanistan, Jouvenal. Dari pernikahannya, mereka memiliki tiga anak perempuan.

Jouvenal, mampu berbicara bahasa Pashto dan Dari, dua bahasa resmi Afghanistan. Jouvenal juga kerap melakukan pertemuan dengan kementerian pertambangan Taliban sebelum ditahan pada Desember lalu.

“Tidak ada tuntutan yang diajukan dan sampai penahanannya,” kata Syed.

Selama bekerja, Jouvenal telah berhati-hati untuk tetap berhubungan secara teratur dengan pihak berwenang Taliban. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa mereka mengetahui kegiatan dan pergerakannya.

Dalam sebuah pernyataan, kantor luar negeri Inggris mengatakan, penahanan warga negara Inggris sedang dibahas dengan Taliban.

"Para pejabat Inggris telah meningkatkan penahanan mereka dengan Taliban di setiap kesempatan, termasuk ketika sebuah delegasi melakukan perjalanan ke Kabul pekan lalu," kata kantor luar negeri Inggris dalam sebuah pernyataan awal pekan ini

Syed mengatakan suaminya sendirian dan tidak bepergian dengan pria lain yang telah ditahan. Sedangkan menurut orang-orang yang enggan disebut namanya, mengatakan, bahwa mereka berada di tahanan Taliban. “setidaknya dua dari tahanan itu tampaknya berada di Afghanistan untuk mengevakuasi warga negara Afghanistan secara diam-diam,” kata warga yang mengetahui secara langsung.

Taliban telah menjelaskan bahwa warga Afghanistan tanpa dokumen yang tepat tidak akan diizinkan meninggalkan negara itu.

Syed mengatakan, dia khawatir suaminya mungkin terjebak dalam penyelidikan Taliban atas upaya untuk secara diam-diam memindahkan warga negara Afghanistan ke luar negeri.

“Mereka mengatakan ingin pengusaha asing datang ke Afghanistan, untuk berinvestasi di Afghanistan, tetapi bagaimana ada orang yang ingin berinvestasi jika mereka saja tidak dapat menjamin keselamatan mereka?” tanya Syed dilingkupi rasa kekhawatiran.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement