Jumat 18 Feb 2022 19:08 WIB

Gubernur: BI Saat Ini Bergerak Menuju Bank Sentral Hijau

Investasi instrumen keuangan hijau ditujukan untuk energi hijau, transportasi hijau.

 Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan BI saat ini sedang bergerak menuju bank sentral hijau, di mana ekonomi dan instrumen keuangan hijau merupakan bagian dari bauran kebijakan bank sentral.
Foto: Bank Indonesia
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan BI saat ini sedang bergerak menuju bank sentral hijau, di mana ekonomi dan instrumen keuangan hijau merupakan bagian dari bauran kebijakan bank sentral.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan BI saat ini sedang bergerak menuju bank sentral hijau, di mana ekonomi dan instrumen keuangan hijau merupakan bagian dari bauran kebijakan bank sentral."Penting untuk membangun ekosistem instrumen keuangan yang berkelanjutan," ujar Perry Warjiyo dalam Side Event Presidensi G20 Indonesia di Jakarta, Jumat (18/2/2022).

Ketersediaan instrumen pasar uang hijau, pembiayaan inklusif dan hijau untuk UMKM, serta ekonomi dan keuangan syariah yang berkelanjutan, adalah bagian penting dalam upaya BI untuk mendukung pengembangan ekosistem hijau di Indonesia bersama dengan otoritas terkait. 

Baca Juga

Pihak berwenang, lanjut dia, harus memberikan langkah-langkah pendukung, baik insentif maupun kebijakan disinsentif, dan bekerja sama dengan pemangku kepentingan untuk membangun ketahanan infrastruktur, termasuk taksonomi hijau, layanan verifikasi, penerbit sertifikat hijau dan jasa pemeringkat hijau.

Sementara itu perbankan dan korporasi sebagai pemain besar di sektor keuangan harus bersinergi untuk mencapai target emisi karbon yang lebih rendah dalam memitigasi risiko perubahan iklim."Peningkatan instrumen dan investasi hijau dapat memainkan peran penting untuk mendorong kemajuan menuju ekonomi yang berkelanjutan dan hijau, serta untuk mendukung pertumbuhan ekonomi inklusif," tegas Perry.

Menurut dia, investasi dalam instrumen keuangan hijau yang ditujukan untuk energi hijau, transportasi hijau, bangunan hijau, dan lain-lain dapat menciptakan sumber-sumber baru pertumbuhan ekonomi dan kesempatan kerja. Hal ini akan membantu transisi menuju ekonomi dan keuangan yang lebih berkelanjutan, serta menuju emisi gas rumah kaca yang rendah untuk mendukung Perjanjian Paris 2030 dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement