Jumat 18 Feb 2022 01:55 WIB

Kala Mars dan Hymne KPK Digubah Sang Istri, Lalu Firli Memberikan Penghargaan

Mars dan hymne KPK diciptakan istri Firli Bahuri, Ardina Safitri.

Ketua KPK Firli Bahuri (tengah) didampingi Menkumham Yasonna Laoly (kiri) menyerahkan penghargaan kepada istrinya, Ardina Safitri atas terciptanya mars dan hymne KPK, Kamis (17/2).
Foto: dok Istimewa
Ketua KPK Firli Bahuri (tengah) didampingi Menkumham Yasonna Laoly (kiri) menyerahkan penghargaan kepada istrinya, Ardina Safitri atas terciptanya mars dan hymne KPK, Kamis (17/2).

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Rizkyan Adiyudha

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dinilai tak henti-hentinya menciptakan gimmick. Setelah dahulu sempat diwarnai aksi Ketua KPK Firli Bahuri yang unjuk kebolehan dengan memasak nasi goreng, kini mars dan hymne tercipta yang digubah oleh istri Firli sendiri, Ardina Safitri.

Baca Juga

Lagu ciptaan Ardina kemudian segera dibawa ke Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) agar segera terlindungi hak ciptanya. Kemenkumham pun, menyambut baik lahirnya mars dan hymne bagi para pegawai pemburu koruptor itu.

Hal itu ditandai dengan diserahkannya hak cipta kedua lagu tersebut ke KPK, Kamis (17/2/2022). Penerimaan pengesahan hak intelektual atas kedua lagu itu diserahkan Menkumham Yasonna Laoly langsung kepada Firli Bahuri.

"Lagu mars dan hymne ini, kini hak ciptanya adalah milik KPK. Sehingga harapannya, seluruh insan KPK juga punya rasa memiliki yang utuh dengan mengimplementasikan pesan-pesan dalam lagu tersebut. Menumbuhkan semangat dalam bekerja dan berkarya untuk Indonesia melalui pemberantasan korupsi," kata Yasonna di Jakarta, Kamis.

Menurutnya, mars dan hymne itu mengandung pesan dan makna untk untuk mengajak insan KPK terus berbakti kepada negeri. Yasonna mengatakan, hal itu dilakukan demi mewujudkan Indonesia yang jaya serta bebas dari korupsi.

Istri Firli pun mengaku bangga akan kontribusinya bagi negara meskipun terbilang kecil dan sederhana. Menurutnya, mars dan hymne tersebut dapat ikut berkontribusi dalam tugas pemberantasan korupsi sambil memajukan dan menyejahterakan bangsa

"Kebanggaan bagi seorang warga negara adalah bisa turut berbakti dan berkontribusi, sekecil apapun, sesederhana apapun, salah satunya melalui pemberantasan korupsi,” kata Ardina Safitri.

Firli Bahuri mengklaim, bahwa kedua lagu tersebut akan semakin menambah kebanggaan setiap insan KPK dalam melaksanakan tugasnya. Lagu itu juga dinilai bakal selalu mengingatkan bahwa insan KPK bangga melayani bangsa sambil bekerja dengan penuh semangat karena didorong oleh kecintaan pada Ibu Pertiwi setiap saat.

"Lirik dalam lagu ini diharapkan bisa menjadi inspirasi seluruh insan KPK dalam bekerja dan menguatkan kecintaan kita pada bangsa Indonesia," katanya, yang juga memberikan penghargaan kepada sang istri dalam acara resmi di Gedung KPK, kemarin.

Mars dan hymne itupun direspons beragam oleh publik. Mantan penyelidik KPK, Aulia Postiera melalui akun Twitter @paijodirajo secara satire 'mengapresiasi' keberadaan kedua lagu tersebut. Dia mengimbau agar segenap insan KPK agar dihafal mati dan menghayati mars dan hymne dimaksud.

"Moral story, jika kamu ga mampu berprestasi dalam melaksanakan tugas utamamu, maka cobalah berusaha berprestasilah di bidang lain (yang walaupun tidak kamu kuasai juga), tapi setidaknya orang-orang masih membicarakan kamu," katanya.

Dia menyanjung Ketua Firli Bahuri atas karya yang ditelurkan istrinya itu. Menurutnya, Komisaris Jendral Polisi itu berhasil kembali menorehkan prestasi dalam pemberantasan korupsi di Indonesia.

"Setelah viral dengan masak nasi goreng dan naik helikopter, hari ini Firli merilis lagu Hymne dan Mars KPK ciptaan istrinya, lalu kemudian memberikan penghargaan kepada istrinya. Sungguh ini sebuah prestasi terbaik," katanya.

Peneliti Pusat Kajian Anti Korupsi UGM, Zainul Rahman bahwa kalau keberadaan mars dan hymne KPK merupakan gimmick yang tidak perlu. Menurutnya, Firli Bahuri tidak banyak berkontribusi pada pemberantasan korupsi tapi justru ditertawakan dan disikapi negatif oleh masyarakat terkait mars dan hymne tersebut.

Lebih jauh, dia menilai kalau pembuatan lagu oleh istri Firli Bahuri ini seakan-akan ada upaya untuk mempersonalisasi KPK mengingat lagu tersebut dibuat oleh istri ketua KPK. Menurutnya, pembuatan mars dan hymne harus dilakukan secara terbuka agar setiap anak bangsa dapat berkontribusi bagi negara sekaligus menerapkan prinsip fairness.

"Jadi ini seakan-akan telah menyeret KPK dipersonalisasi, seakan-akan KPK adalah Firli dan keluarganya dan itu sesuatu yang buruk. Apalagi yang harus dinyanyikan oleh para pegawai KPK di momen-momen tertentu," kata Zainul sambil tertawa.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement