Selasa 15 Feb 2022 07:03 WIB

Produsen Tahu di Aceh Keluhkan Mahalnya Harga Kedelai

Selain harga kedelai terus meningkat, para produsen juga sulit mendapatkan bahan baku

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Pekerja menyelesaikan pembuatan tahu. Selain harga kedelai terus meningkat, para produsen juga sulit mendapatkan bahan baku. Ilustrasi.
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Pekerja menyelesaikan pembuatan tahu. Selain harga kedelai terus meningkat, para produsen juga sulit mendapatkan bahan baku. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH - Para produsen tahu di Aceh mengeluhkan mahalnya harga kedelai sebagai bahan baku makanan tradisional tersebut di masa pandemi Covid-19. Sekretaris Asosiasi Tahu Tempe Aceh Mulizar mengatakan, harga kedelai sekarang mencapai Rp11.500 per kilogram. Padahal sebelumnya di kisaran Rp 10 ribuan.

"Kenaikan harga kedelai ini sudah berlangsung sejak tujuh bulan terakhir. Harga kedelai ini tidak pernah lagi turun. Kedelai yang digunakan pengrajin tahu umum barang impor," kata Mulizar di Banda Aceh, Senin (14/2/2022).

Baca Juga

Selain harga kedelai terus meningkat, para produsen juga sulit mendapatkan bahan baku. Pasokan keledai impor kepada produsen tahu sering tersendat. Dengan kondisi harga kedelai yang melonjak serta sulit mendapatkan pasokan bahan baku, mereka terpaksa mengurangi produksi. Biasanya produksi mencapai 600 kilogram, kini hanya 300 kilogram per hari.

"Kami terpaksa menyiasati kenaikan harga kedelai dengan menyesuaikan produk tahu yang dihasilkan, termasuk menaikkan harga tahu yang dulu Rp 100 ribu, kini menjadi Rp 120 ribu per papan," jelas Mulizar.

Akibat kenaikan harga tahu tersebut, daya beli masyarakat berkurang. Apalagi sekarang juga terjadi kenaikan harga minyak goreng. Kondisi ini juga berdampak semakin menurunnya pembeli tahu.

"Permintaan tahu terus menurun. Kami juga tidak tahu lagi bagaimana solusinya. Hanya saja, kami terus berupaya bertahan dalam kondisi seperti ini. Apalagi usaha tahu banyak mempekerjakan tenaga kerja," kata Mulizar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement