Senin 14 Feb 2022 08:54 WIB

Hybrid Banking jadi Upaya BRI Transformasi Digital Sektor Usaha Mikro

Perkuat aspek digital di sektor usaha mikro BRI terapkan konsep hybrid banking

Rep: Novita Intan/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Pengguna internet banking yang juga nasabah bank BRI menggunakan BRImobile. Perkuat aspek digital di sektor usaha mikro BRI terapkan konsep hybrid banking
Foto: BRI
Pengguna internet banking yang juga nasabah bank BRI menggunakan BRImobile. Perkuat aspek digital di sektor usaha mikro BRI terapkan konsep hybrid banking

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk berupaya memacu transformasi digital untuk memperluas jangkauan nasabah. Perseroan turut memperkuat aspek digital pada sektor usaha mikro.

Direktur Digital dan Informasi Teknologi BRI Indra Utoyo mengatakan, industri perbankan kian bergerak menuju transformasi digital, baik dari sisi bisnis maupun konsumen. Oleh sebab itu, perseroan akan memperkuat digitalisasi guna mempertegas identitasnya.

“Salah satu upaya BRI, memperkuat identitas sebagai micro finance, bank mikro, dan bank UMKM yang berfokus kepada transformasi digital dan culture,” ujarnya dalam keterangan resmi, Senin (14/2/2022).

Untuk memperkuat aspek digital itu, kata Indra, perseroan menerapkan model bisnis hybrid banking, yakni konsep transformasi yang memadukan aspek digital dan kehadiran jaringan. Hal itu dilakukan mengingat BRI merupakan bank dengan jaringan terbesar di Indonesia, sehingga kehadiran kantor cabang, agen laku pandai, dan financial advisors seperti Relation Manager (RM), Account Officer (AO), atau Mantri BRI tetap dibutuhkan.

Dari sisi Informasi dan Teknologi (IT), BRI juga memperkuat aspek big data dan kecerdasan buatan (AI). Menurut Indra, platform operating model harus ditingkatkan dari sisi governance sehingga lebih lincah, serta diiringi oleh penguatan talenta digital.

“KUR (Kredit Usaha Rakyat) digital menjadi salah satu contoh digitalisasi core system atau core product. Adanya KUR digital, jangkauan nasabah bisa semakin luas terutama untuk sektor UMKM dan mikro,” pungkasnya.

Dengan penerapan itu, penyaluran KUR emiten bank dengan kode BBRI ini mencatatkan realisasi senilai Rp 194,9 triliun kepada 6,5 juta nasabah. Adapun jumlah itu mencapai 99,65 persen dari kuota KUR yang ditetapkan pemerintah dan dialokasikan kepada perseroan.

KUR BRI sepanjang 2021 juga naik 40,7 persen year-on-year (yoy) dibandingkan dengan penyaluran pada Desember 2020 sebesar Rp 138,5 triliun.

Selain itu, Indra melanjutkan transformasi digital BRI juga bertujuan menopang sinergi pemberdayaan ekosistem usaha ultra mikro. Ini seiring dengan pembentukan Holding Ultra Mikro dari sinergi antara BRI, PT Pegadaian, dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM). Menurutnya sinergi tersebut diharapkan mampu mendorong para pelaku usaha UMKM untuk menaikkan skala bisnisnya dan menjadi sumber pertumbuhan baru.

Baca juga: Tips Berinvestasi Aset Kripto Saat Market Tengah Anjlok

“Awalnya yang masih unbankable, dapat menjadi digital dan mempermudah naik kelas seperti melalui aplikasi Senyum Mobile yang dapat memberdayakan para nasabah ultra mikro untuk mendapatkan akses layanan finansial yang lebih komprehensif,” kata Indra. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement