Jumat 11 Feb 2022 01:56 WIB

Prodi Kehutanan UMM Buka Kelas CoE Minyak Atsiri

Pembukaan kelas CoE karena produk minyak atsiri mempunyai nilai tinggi

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menyediakan program kelas Center of Excellence (CoE) Essential Oil (minyak atsiri). Pembukaan ini dilakukan lantaran minyak atsiri termasuk produk hasil hutan yang mempunyai nilai jual tinggi tapi di Indonesia penggunaannya masih banyak mengandalkan hasil impor dari negara lain.
Foto: istimewa
Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menyediakan program kelas Center of Excellence (CoE) Essential Oil (minyak atsiri). Pembukaan ini dilakukan lantaran minyak atsiri termasuk produk hasil hutan yang mempunyai nilai jual tinggi tapi di Indonesia penggunaannya masih banyak mengandalkan hasil impor dari negara lain.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menyediakan program kelas Center of Excellence (CoE) Essential Oil (minyak atsiri). Pembukaan ini dilakukan lantaran minyak atsiri termasuk produk hasil hutan yang mempunyai nilai jual tinggi tapi di Indonesia penggunaannya masih banyak mengandalkan hasil impor dari negara lain. 

"Program ini dibuka untuk mahasiswa UMM dan nantinya juga untuk masyarakat yang ingin mendalami aspek terkait," kata Ketua Program Studi (Prodi) Kehutanan, Galit Prakosa.

Menurut Galit, program ini digagas agar mahasiswa memiliki keterampilan kerja lapangan secara langsung. Hal ini terutama bersama beberapa industri dan dunia kerja (Iduka) yang sudah digaet.

Pemilihan minyak atsiri sendiri juga bertujuan agat dapat membuka peluang wirausaha bagi para peserta. Apalagi hanya ada segelintir pihak saja yang menggelutinya.

Saat ini, prodi kehutanan sudah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) bersama sederet perusahaan. Salah satunya yakni PT. Pemalang Agro Wangi (PAW). 

Dalam waktu dekat, prodi juga akan mengajak perusahaan-perusahaan lain untuk mengembangkannya. "Saat ini pun kami sudah menjajaki kerja sama bersama PT Lantai Hutan dan  Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balittro),” ungkap Galit dalam pesan resmi yang diterima Republika, Kamis (10/2/2022).

Dosen kelahiran Madiun tersebut mengatakan, para peserta nanti akan diajari proses penanaman biji atsiri sampai pemasaran produk minyak atsiri ke masyarakat. Pengajaran dari hulu ke hilir ini dilakukan agar mereka lebih paham masing-masing tahapan produksi. 

Adapun untuk tahun-tahun awal, peserta hanya akan diambil dari mahasiswa UMM. Namun, tidak menutup kemungkinan akan dibuka untuk masyarakat umum. 

Selain UMM, sebenarnya ada beberapa lembaga pembelajaran lain yang berfokus pada produksi minyak atsiri. Namun proses pembelajarannya hanya terbatas pada sampel-sampel di beberapa tahapan produksi. Berbeda dengan kelas CoE UMM yang mana akan memberikan paparan pada masing-masing tahapan.

Adapun lama pelaksanaan program ini sekitar dua semester. Semester pertama para peserta akan dikirim ke beberapa industri untuk melakukan magang. Selain itu juga mendapat materi langsung dari pihak industri. Kemudian pada semester kedua, mereka diminta untuk menerapkan langsung ilmu yang didapat di daerah Pujon Hill.

Tak hanya mendapat keterampilan pengolahan minyak atsiri, mahasiswa yang dirasa memiliki kemampuan unggul kemungkinan besar akan direkrut oleh dunia industri. Dia berharap, program ini dapat membantu keterserapan lulusan Kampus Putih menjadi tenaga kerja di bidang minyak atsiri.

"Di samping itu juga dapat memberikan gambaran pada mahasiswa mengenai prospek kerja bagi jurusuan kehutanan di masa depan,” jelasnya dalam pesan resmi yang diterima Republika, Kamis (10/2/2022).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement