Selasa 01 Feb 2022 05:23 WIB

Gandeng Gapoktan Indramayu, Aplikasi Agribisnis Telkom Bidik Rp 1 Miliar 

Petani umumnya sudah sadar pentingnya digitalisasi manajemen pertanian

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Budi Raharjo
Sudah lebih dari 45 ribu petani dan lebih dari 100 perusahaan agribisnis tergabung dalam ekosistem Agree.
Foto: Telkom
Sudah lebih dari 45 ribu petani dan lebih dari 100 perusahaan agribisnis tergabung dalam ekosistem Agree.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Aplikasi agribisnis PT Telkom, Agree, sangat membantu koperasi petani karena para petani sangat dipandu untuk menggunakannya. Sehingga Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Tani Mulus Indramayu, Jabar bersedia berbagi pendapatan (revenue sharing) hasil panen sampai Rp 1 miliar. 

Menurut Ketua Gapoktan Tani Mulus Desa Mundakjaya, Kecamatan Cikedung, Kabupaten Indramayu, Muhaimin, ada beberapa aplikasi pertanian yang pernah ditawarkan satu BUMN dan satu perusahaan swasta lain kepada pihaknya.  

"Akan tetapi, tidak semua bersedia mendampingi pelaksanaannya. Padahal, 55 sampai 60 persen anggota Gapoktan kami itu berusia 45 tahun ke atas, atau relatif gaptek. Agree menawarkan pendampingan yang berkesinambungan, sehingga kami bersedia revenue sharing," ujar Muhaimin di Indramayu, Kamis (27/1). 

Gapoktan Tani Mulus, kata dia, saat ini beranggotakan 2.700 petani yang seluruhnya menggarap komoditas padi. Dengan luas lahan garapan 10.000 hektare, kelompok tani tersebar di Kecamatan Cikedung, Kecamatan Lelea, dan Kecamatan Terisi. 

Petani, kata dia, umumnya sudah sadar pentingnya manajemen pertanian lebih baik dengan cara digitalisasi. Hal ini akan membuat proses produksi dari awal hingga panen terkontrol setiap hari hanya dalam genggaman. 

"Mulai dari berapa banyak beli benih, beli pupuk, pasokan produksi, kapan panen, berapa banyak yang dijual, dan untungnya berapa. Analisa usaha agar usaha jelas ini sebelumnya tidak ada sehingga hasil panen relatif stagnan," katanya. 

Fitur Agree, kata dia, selain menjadi alat pemantau produksi, juga tambah cangggih karena memungkinkan pula pedagang memasarkan secara daring pada menu loka pasar (market place) yang lebih luas dari pasar eksisting. 

Muhaemin mengatakan, selama ini anggota Gapoktan menjual ke pembeli besar seperti Food Station dan Nusindo. Pasar bisa lebih luas dengan penggunaan Agree yang berkonsep revenue sharing, itu pun dengan persentase kecil. 

"Setiap kali anggota kami berhasil transaksi kami berbagi pendapatan hanya 2 persen. Kami lihat ini sebanding karena selain memperluas pasar, juga kami ini memperoleh pendampingan yang sering dari Telkom," katanya. 

Para pendamping selain dari tim Agree, juga berasal dari kelompok yang disebut Agree Hero. Yaitu para penyuluh pertanian pemerintahan serta anggota petani Gapoktan yang sudah mahir gunakan Agree, memiliki kedekatan sosial dengan petani sekitarnya serta menjadi penyuluh petani lainnya. 

Menurutnya, aplikasi Telkom ini berbeda dengan aplikasi sejenis yang pernah datang dan mengajak bekerja sama dengannya. Sebab, setelah disosialisasikan kemudian tidak ada pelaksana teknis aplikasi yang standby memandu petani untuk menggunakannnya. 

Sementara menurut Head of Digital Vertical Ecosystem Agriculture Telkom, Hikmatullah Insan Purnama, pihaknya mentaksasi hasil panen tahunan dari Gapoktan tersebut mencapai Rp65 miliar per siklus panen. 

"Dari angka tersebut, jika transaksi di aplikasi kami berjalan lancar, kami perkirakan bisa tercapai revenue sharing sampai Rp1 miliar. Kami akan berusaha merealisasikan targetan tersebut demi kebaikan bersama," katanya. 

Hikmatullah menjelaskan selain menu yang dibutuhkan petani, pihaknya berencana mengembangkan fitur Agree Fishery guna memantau sektor perikanan dan ke depannya sektor peternakan. 

Selain itu, kata dia, ada fitur Agree Modal untuk mengajukan permodalan yang antara lain sudah bekerjasama dengan Alami Sharia yang sanggup menggelontorkan dana pinjaman hingga Rp 50 miliar per bulan. 

Aplikasi Agree sendiri, kata dia, saat ini sedikitnya ada di 30 sentra pertanian Indonesia, mulai dari Sumatera Utara, Jawa Barat, dan Jawa Timur. Kemudian juga perluasan ke Garut, Jabar untuk komoditas cabai, Malang, Jatim (kopi), Tange, Aceh (kopi), Ogan Komering Ulu (OKU) Timur, Sumsel (ikan patin).

Di OKU Timur, Agree, berkolaborasi dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan untuk menyulap masyarakatnya jadi peternak digital. Agree menyediakan layanan dalam mendata database, kemudian menghubungkan dengan perbankan guna peroleh dukungan pemodalan.

Saat ini, Agree sudah memiliki beberapa fitur kemitraan dengan perusahaan pertanian, permodalan, penjualan dan peningkatan wawasan yang ke depannya akan dilengkapi pendukung produktivitas dan kualitas guna menciptakan satu data pertanian. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement