Selasa 08 Feb 2022 15:58 WIB

Antisipasi Lonjakan Omicron, Pemkot Pontianak Percepat Vaksinasi dan Perketat Prokes

Puncak Omicron di Indonesia diperkirakan pada Februari dan Maret 2022

Seorang siswa menjalani vaksinasi COVID-19 saat giat Lantas Serbu Vaksin Merdeka Anak Kalbar (Laserin) di Sekolah Dasar Gembala Baik, Pontianak, Kalimantan Barat, Senin (24/1/2022). Giat Laserin untuk anak-anak usia 6-11 tahun yang digelar Dit Lantas Polda Kalbar tersebut bertujuan untuk mendukung program pemerintah dalam percepatan vaksinasi di wilayah setempat.
Foto: ANTARA/Jessica Helena Wuysang
Seorang siswa menjalani vaksinasi COVID-19 saat giat Lantas Serbu Vaksin Merdeka Anak Kalbar (Laserin) di Sekolah Dasar Gembala Baik, Pontianak, Kalimantan Barat, Senin (24/1/2022). Giat Laserin untuk anak-anak usia 6-11 tahun yang digelar Dit Lantas Polda Kalbar tersebut bertujuan untuk mendukung program pemerintah dalam percepatan vaksinasi di wilayah setempat.

REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK--Wali Kota Pontianak, Kalimantan Barat, Edi Rusdi Kamtono akan terus berupaya mempercepat target vaksinasi dan memperketat penerapan protokol kesehatan dalam mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19 varian Omicron di kota itu."Ada dua cara mengatasi varian Omicron ini, yakni mempercepat target vaksinasi yang kini capaiannya sudah 88 persen dari 400 ribuan warga Pontianak, dan menerapkan protokol kesehatan," kata Edi Rusdi Kamtono di Pontianak, Selasa (8/2/2022).

Selain itu, lanjutnya, masyarakat juga diminta untuk tetap tenang dan tidak panik, tetapi patuh terhadap protokol kesehatan, sehingga aktivitas tetap berjalan dan kesehatan tetap terjaga.Untuk status Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Kota Pontianak berada pada level dua sebagaimana yang ditetapkan oleh Menteri Dalam Negeri. "Daerah harus melaksanakan apa yang telah ditentukan oleh pemerintah pusat, termasuk Instruksi Gubernur Kalbar terkait penanganan Covid-19," kata Edi.

Baca Juga

Pihaknya bersama Satgas Covid-19 Kota Pontianak terus berupaya melakukan pencegahan untuk menekan angka kasus konfirmasi positif Covid-19, sebagaimana prediksi pemerintah pusat, puncak Omicron di Indonesia diperkirakan pada Februari dan Maret 2022. Edi menyebut langkah yang akan dilakukan dalam mengantisipasi "ledakan" varian Omicron ini sama halnya dengan saat penanganan varian Delta yang mengakibatkan melonjaknya kasus Covid-19. "Jadi, kita sekarang lebih memperketat dan menggiatkan Satgas Covid-19 untuk monitoring di lapangan," ujarnya.

Saat ini, tingkat keterisian rumah sakit atau bed occupancy rate (BOR) masih dalam kondisi normal. Ia mengingatkan seluruh masyarakat untuk tetap waspada dan menerapkan protokol kesehatan, karena itu adalah kunci untuk mencegah penularan Covid-19, apalagi varian Omicron penularannya lebih cepat dan mudah. "Karena itu kita tidak boleh lengah, kuncinya selalu terapkan protokol kesehatan," katanya.

Sementara itu, Direktur Rumah Sakit Sultan Syarif Mohamad Alkadrie (SSMA) Kota Pontianak dr Rifka menyatakan pihaknya telah menyiapkan sebanyak 85 tempat tidur sebagai antisipasi lonjakan kasus Covid-19 varian Omicron di kota itu. Dia menjelaskan dari 85 tempat tidur itu, terdiri atas enam untuk ICU atau ruang perawatan intensif dan 79 tempat tidur untuk isolasi pasien Covid-19.

 

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement