Senin 07 Feb 2022 22:13 WIB

Sukabumi Perkuat Layanan Kesehatan untuk Menghadapi Kenaikan Kasus

Dinas Kesehatan dan RSUD Syamsudin harus menjawab tantangan pandemi Covid-19.

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Ilham Tirta
Walikota Sukabumi, Achmad Fahmi.
Foto: istimewa
Walikota Sukabumi, Achmad Fahmi.

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Pemkot Sukabumi berupaya meningkatkan layanan kesehatan mulai puskesmas hingga rumah sakit. Langkah ini menyusul naiknya kasus Covid-19 dalam beberapa pekan terakhir.

''Dinas Kesehatan dan RSUD Syamsudin harus menjawab tantangan seperti pandemi Covid-19,'' ujar Wali Kota Sukabumi, Achmad Fahmi di sela mengikuti Forum Perangkat Daerah (FPD) Dinas Kesehatan Kota Sukabumi untuk penyusunan Rencana Kerja Perangkat Daerah (RKPD) Kota Sukabumi Tahun 2023, Senin (7/2).

Baca Juga

Menurut dia, Kota Sukabumi adalah pusat pelayanan berkualitas di bidang pendidikan, kesehatan, dan perdagangan. Sehingga pemkot berkomitmen menjadikan Kota Sukabumi sebagai kota jasa pendidikan, kesehatan, dan perdagangan.

Pada awal 2022 ini, lanjut Fahmi, misalnya masih dilakukan percepatan penanganan Covid-19 yang mulai mengalami kenaikan. Pada Senin misalnya, dilaporkan sebanyak 23 kasus baru Covid-19. Total kasus Covid-19 dari 1 Januari hingga 7 Februari 2022 mencapai sebanyak 99 kasus. Sebanyak 85 orang isolasi dan 14 orang sembuh.

Fahmi mengatakan, layanan kesehatan di semua tingkatan harus bisa mengantisipasinya. Sehingga warga bisa mendapatkan layanan kesehatan terbaik.

Di sisi lain setiap SKPD ikut berupaya meningkatkan indikator makro seperti IPM, persentase penduduk miskin, dan pengangguran. Di mana setiap dinas memiliki peran memperbaiki target indikator makro. Misalnya penduduk miskin erat kaitannya dengan kesehatan karena banyak warga miskin karena sakit. '

'Ketika sehat maka angka kemiskinan berkurang dan semangatnya sebagian besar warga sehat maka angka kemiskinan di tekan,'' kata Fahmi. Ia mengatakan, ada sejumlah isu terkini pada 2023 dan akan menjadi pokok intervensi yang disiapkan.

Pertama pasca pandemi Covid-19 dan vaksinasi. Di 2023, berharap Covid-19 sudah menjadi endemi, namun waktunya belum bisa dipastikan. Selain itu, ada tujuh ekonomi baru, di mana health care muncul dalam prioritas di dalamnya. Apalagi, dalam visi pemkot, jelas sebagai kota jasa pendidikan, kesehatan, dan perdagangan dan sejalan dengan tujuh ekonomi baru, khususnya health care atau jasa kesehatan.

''Karenanya, teknologi kesehatan harus makin meningkat dari waktu ke waktu dan dinkes dan RSUD Syamsudin harus update yang terbaru,'' kata Fahmi. Ia menerangkan, ada tiga pilar persaingan yang harus disiapkan, yakni kompetitor, customer, dan corporate.

Intinya, harus ada persiapan teknologi dan pelayanan kesehatan, baik dokter, perawat, bidan, dan tenaga kesehatan lainnya untuk bisa menjawab tantangan zaman. Selain itu, infrastruktur kesehatan dalam kerangka menjawab tantangan health care.

Fahmi menerangkan, isu lainnya di 2023 yakni kawasan kumuh, sanitasi lingkungan, dan pengelolaan sampah. Berikutnya isu penguatan modal sosial berbasis nilai budaya dan persiapan pemilu dan pilkada serentak 2024.

''Program dan kegiatan unggulan akan diselesaikan di 2022 dan 2023 menyisir target yang belum tuntas,'' kata Fahmi. Salah satunya program kesehatan karena berdampak pada berbagai sektor lainnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement