Sabtu 05 Feb 2022 12:23 WIB

Tani On Stage, Panggung Eksportir Muda Berbicara Pertanian

Bisnis pertanian disebut sangat menjanjikan asal kita mau terus berinovasi

Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Biro Humas dan Informasi Publik mengadakan Tani On Stage (TOS).
Foto: Kementan
Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Biro Humas dan Informasi Publik mengadakan Tani On Stage (TOS).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG - Minat masyarakat untuk berbelanja online saat pandemi meningkat signifikan, salah satunya pada jual beli produk pertanian. Sejalan dengan hal ini, Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Biro Humas dan Informasi Publik mengadakan Tani On Stage (TOS) bertema  E-Commerce tingkatkan daya saing ekspor produk pertanian yang dilaksanakan di Bandung, Jumat (4/2/2022).

Eksportir Muda Tanaman Hias, Riki Subagja, mengatakan bisnis pertanian sangat menjanjikan karena permintaan di pasar global sangat tinggi. Menurutnya permintaan saat ini masih belum sepenuhnya dapat terpenuhi sehingga peluang masih terbuka luas.

Baca Juga

“Bisnis pertanian ini sangat menjanjikan asal kita mau terus berinovasi karena untuk tanaman hias kita perlu terus tingkatkan daya saing produk kita sehingga mampu menembus pasar ekspor berbagai negara,” terangnya saat menjadi narasumber TOS di pelataran Kantor Pusat Pos Indonesia, Bandung.

Riki menjelaskan saat ini pemerintah benar-benar memberikan kemudahan bagi para eksportir salah satunya pada pengurusan administrasi karantina tanaman. Tidak hanya itu, pemerintah juga mendorong peningkatan kualitas ekspor melalui berbagai pelatihan.

“Dulu tantangan saya dalam melakukan ekspor ada lima yakni kemudahan, kualitas, kapasitas, kontinyuitas, dan inovasi. Sekarang dua tantangan sudah terjawab dengan kemudahan yang diberikan karatina pertanian,” jelas Riki.

Business Founder The Bachelor Rabbity, Yoga Tri Herlambang, yang hadir pada TOS mengatakan permintaan ekspor kelinci saat ini meningkat tajam. Bahkan omzet penjualan per tahun mampu mencapai Rp 5 milyar. Ke depan upaya memperluas negara tujuan ekspor akan terus dilakukan.  “Memelihara kelinci sebenarnya adalah hobi saya yang sekarang sudah menjadi sumber pendapatan sekaligus. Jadi ini berawal dari hobi,” tutur Yoga.

Menurut Yoga, Kementan berhasil bertranformasi dalam pengurusan dokumen perkarantinaan. Dengan demikian sekarang eksportir melakukan perdagangan lebih mudah dan lebih beragam komoditasnya tergantung permintaan pasar luar negeri.

“Saat ini Kementan memberikan kemudahan dalam pengurusan dokumen. Sekarang sangat cepat, sigap, dan tanggap. Artinya apapun yang diperlukan oleh kita untuk memasuki berbagai negara, Kementan siap memfasilitasi. Jadi, anak muda jangan takut memulai karena pertanian kita menjanjikan,” tambah Yoga.

Sebagai informasi, Kementan melalui program Gerakan Tiga Kali Ekspor Pertanian (GRATIEKS) terus berupaya mendongkrak ekspor pertanian. Oleh karena itu berbagai fasilitas kemudahan untuk pada eksportir  terus diupayakan dan dapat dilakukan secara online.

“Dengan menggandeng PT POS Indonesia, kegiatan TOS ini diharapkan mampu memperluas dan meningkatkan akses informasi peluang ekspor pertanian di pasar global pada generasi milenial,” ucap Erwin Zulkarnaen mewakili Biro Humas dan Informasi Publik Kementan.

Erwin menambahkan Kementan melalui Badan Karantina Pertanian terus memperkuat sistem dan layanan perkarantinaan agar produk pertanian dapat terjamin kesehatan dan keamanannya pada saat menghadapi pasar ekspor global. “Informasi seperti inilah yang diharapkan dapat diketahui publik dan para eksportir muda pertanian,“ ungkap Erwin

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement