Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Ade Sudaryat

Kirana Gadis Penatap Awan (7)

Sastra | Friday, 28 Jan 2022, 14:20 WIB

semalam aku merasa kehilangan

kau pergi tanpa berpamitan

aku mencarimu ke bukit harapan

tempat kau biasa menatap awan

yang kudapatkan hanya awan kesepian

aku berlari

ke lembah tempatmu menyepi

untuk menulis puisi

yang kutemukan hanyah gemercik air

dan senandung jangkrik bernyanyi

suaranya terasa duri menyayat hati

aku berlari

ke surau tempatmu mengadukan

keluh kesah kehidupan

aku hanya menemukan lusuhnya sajadah

terjatuh di atas tanah

aku berlari dan terus berlari

yang kutemukan hanya sobekan-sobekan kertas

berisi puisi, jelas

ungkapan peri yang menjadi duri di hati

di ujung puisi, kau katakan

biarkan aku sendiri

aku ingin tetap memandang indahnya awan

entah sampai kapan

cinta dan asamu sangat aku hargai

untuk menjadi imamku di depan

cinta dan asamu akan tetap aku simpan

maafkan aku yang pergi tanpa berpamitan

bukan karena aku membencimu

tapi aku takkan tega melihatmu

melambaikan tangan

Ilustrasi : Menatap Awan (Sumber Gambar : www.pinhome.id)

 

 

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image