Jumat 28 Jan 2022 18:25 WIB

Ditemukan 24 Kasus Covid-19, SMA di Purwokerto Ditutup

Ada 21 siswa dan 3 guru reaktif antigen dari 44 yang diswab.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Muhammad Fakhruddin
Ditemukan 24 Kasus Covid-19, SMA di Purwokerto Ditutup (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com
Ditemukan 24 Kasus Covid-19, SMA di Purwokerto Ditutup (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,PURWOKERTO -- Sebuah sekolah menengah atas (SMA) di Kab. Banyumas, SMA IT Al Irsyad Purwokerto, terpaksa ditutup karena 21 siswa dan 3 guru positif Covid-19 setelah di swab antigen. SMA tersebut ditutup dari Kamis (26/1) hingga Sabtu (29/1).

Kepala Sekolah SMA IT Al Irsyad Purwokerto, Faizul Munif menjelaskan, awalnya sebanyak 11 siswa ditemukan sakit pilek, sehingga sekolah melakukan swab antigen, namun hasilnya negatif.

Baca Juga

Kemudian pada Kamis (27/1) sebanyak 10 siswa yang kontak erat dengan 11 siswa yang sebelumnya sakit harus di swab antigen dan hasilnya kembali negatif. Namun siangnya, pihak Dinas Kesehatan memperluas sampling dan hasilnya ditemukan positif.

"Diperluas samplingnya, lalu ada 21 siswa dan 3 guru reaktif antigen dari 44 yang diswab," jelas Faizul Munif, Jumat (28/1).

 

Merujuk kepada hasil tersebut, sebanyak 24 orang tersebut pada Jumat (28/1) kemudian menjalani tes PCR. Sedangkan sekolah langsung ditutup mulai Kamis siang hingga Sabtu.

Menurut Faizul, hasil PCR akan mempengaruhi keberlangsungan PTM di sekolah tersebut. Apabila hasilnya positif, maka sesuai dengan SKB 4 Menteri, sekolah akan ditutup selama 14 hari. Sebaliknya, apabila hasil PCR negatif, sekolah berencana untuk melakukan swab lebih luas untuk meminimalisir kecemasan para orang tua murid dalam pelaksanaan PTM.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Wilayah X Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jateng, Agus Triyanto menambahkan bahwa penularan diperkirakan berasal dari orangtua salah satu murid yang diketahui positif Covid-19.

Oleh karena itu, Dinas Pendidikan Wilayah X akan memastikan agar sekolah-sekolah lainnya disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan.

"Nantinya kalau ada siswa atau guru yang sakit. Sebaiknya ijin tidak masuk sekolah, meskipun itu hanya pilek saja," ujar Agus.

Menurutnya sekolah lebih baik melakukan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) selama mematuhi komponen pembelajaran yang sudah ditetapkan dan terpantau dengan laporan.

Sementara itu Bupati Banyumas, Achmad Husein mengatakan bahwa kasus aktif telah melonjak tinggi sejak Rabu (26/1), menjadi 12 orang.

"Kemungkinan omicron sudah masuk Banyumas," kata Bupati dalam posting Instagramnya.

Ia pun menegaskan kepada Dinas Pendidikan agar lebih memperketat protokol kesehatan selama Pembelajaran Tatap Muka (PTM), juga mempercepat vaksinasi lansia dan booster. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement