Selasa 25 Jan 2022 23:10 WIB

1000 Tenda Pengungsi di Suriah Rusak Terkena Salju

Para pengungsi tidak memiliki sekop atau peralatan lain untuk membersihkan salju

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
  Badai salju menerpa tenda para pengungsi asal Suriah
Badai salju menerpa tenda para pengungsi asal Suriah

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Sekitar 1.000 tenda yang digunakan oleh PBB untuk menampung pengungsi internal di barat laut Suriah telah roboh terkena salju. Wakil Koordinator Kemanusiaan PBB untuk Suriah, Mark Cutts mengatakan, sekitar 100 ribu pengungsi terkena dampak cuaca buruk.

"Banyak dari orang-orang ini tidak memiliki sekop atau peralatan lain untuk membersihkan salju sehingga mereka membersihkan salju dari tenda dengan tangan kosong. Anda melihat gambar anak-anak berjalan di salju. Sangat buruk bagi lansia dan penyandang disabilitas yang tinggal di tenda-tenda robek di bawah suhu yang sangat dingin," ujar Cutts, dilansir Anadolu Agency, Selasa (25/1/2022).

Kamp tenda darurat rusak parah oleh salju di tengah suhu dingin, ketika warga sipil berusaha untuk menghadapi kondisi musim dingin yang keras. Cutts menambahkan bahwa, suhu telah turun menjadi minus tujuh derajat celcius. Sekitar 100 ribu orang telah terkena dampak salju lebat. Sementara 150 ribu lainnya terkena dampak kondisi beku dan hujan lebat.

"Mereka telah melarikan diri dari satu tempat ke tempat lain.  Bom telah mengikuti mereka.  Banyak rumah sakit dan sekolah di barat laut Suriah telah hancur dalam 10 tahun perang,” kata Cutts.

Cutts menambahkan bahwa, kamp-kamp pengungsi di Suriah adalah zona bencana yang nyata. Pekerja kemanusiaan telah memindahkan beberapa orang yang terkena dampak salju.

"Masyarakat internasional harus berbuat lebih banyak, untuk mengenali skala krisis dan membantu kami mengeluarkan orang-orang ini dari tenda dan ke tempat yang lebih aman,  tempat penampungan sementara yang lebih bermartabat," ujar Cutts

Sebagian besar kamp di wilayah Idlib, yaitu di sepanjang perbatasan antara Turkiye dan Suriah telah penuh sesak oleh pengungsi. Suriah telah dilanda konflik sejak awal 2011 ketika rezim Bashar al-Assad menindak pengunjuk rasa pro-demokrasi.

"Warga sipil ini terdampar di zona perang, dan sekarang mereka menghadapi suhu di bawah nol.  Tidak seorang pun harus hidup dalam kondisi seperti ini," ujar Cutts.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement