Selasa 25 Jan 2022 14:55 WIB

Prodi Akuntansi Syariah dan Manajemen Bisnis Syariah SEBI Gelar Kuliah Tamu

Kuliah tamu itu membahas tema Tauhid Bekal Menyikapi Kehidupan Zaman Now.

Prodi Akuntansi Syariah dan Manajemen Bisnis Syariah STEI SEBI Depok menggelar kuliah tamu mata kuliah Akidah Akhlak, Sabtu (15/1).
Foto: Dok STEI SEBI
Prodi Akuntansi Syariah dan Manajemen Bisnis Syariah STEI SEBI Depok menggelar kuliah tamu mata kuliah Akidah Akhlak, Sabtu (15/1).

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Prodi Akuntansi Syariah dan Manajemen Bisnis Syariah STEI SEBI Depok mengadakan kuliah tamu mata kuliah Akidah Akhlak, Sabtu  (15/1). Kuliah ini diisi oleh Idrus Abidin Lc MA  sebagai dosen tamu dengan tema “Tauhid Bekal Menyikapi Kehidupan Zaman Now”.

Kuliah tamu kali ini diikuti oleh mahasiswa semester I yang terdiri dari Prodi Manajemen Bisnis Syariah dan juga Prodi Akuntansi Syariah. Saat ini Yoyo Sundoyo dan Fadhillah menjadi dosen pengampu mata kuliah tersebut.

“Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Idrus Abidin yang telah berkenan menjadi dosen tamu pada mata kuliah akidah akhlak. Webinar ini diharapkan  dapat melengkapi materi perkuliahan akidah akhlak yang disampaikan di kelas. Bicara akidah adalah sesuatu yang sangat urgen. Dengan webinar ini diharapkan dapat memberikan bekal dalam menyikapi tantangan kehidupan saat ini,” ungkap Yoyo Sundoyo dalam sambutan nya seperti dikutip dalam rilis yang diterima Republika.co.id.

Dalam materi nya,  Idrus Abidin yang juga merupakan dosen di Sekolah Tinggi Ilmu Syariah Al Manar menyampaikan bahwa tauhid adalah menjadi penyebab diciptakannya alam semesta. “Fenomena yang sedang viral saat ini yaitu sesajen di Gunung Semeru dan boneka arwah adalah contoh nyata bagaimana kita menyikapinya dengan bekal tauhid yang benar,” ujarnya.

Ia menambahkan, “Tauhid yang harus kita yakini adalah Allah sebagai Rabb, yang menciptakan dan memberikan rezeki. Tauhid ini disebut Tauhid Rububiyah. Implementasi dari pemahaman tauhid yang benar adalah kita melaksanakan konsep Ihsan dalam kehidupan kita. Tauhid berikutnya yang perlu kita pahami adalah Tauhid Asma Wa Sifat dan Tauhid Ilahiyah,” paparnya. 

Selanjutnya, bekal utama dalam menyikapi kehidupan adalah Tauhid yang objek kajiannya adalah Allah SWT. Bukti-bukti penguatnya adalah fithrah. “Fithrah ini dapat kita lihat ketika manusia menghadapi kondisi yang sangat mencekam, misal ketika gempa beberapa waktu  yang lalu. Setiap manusia akan berusaha untuk mencari pelindung dirinya,” tuturnya.

Bukti penguat lain, kata dia,  adalah Alquran dan Sunnah. “Sebagai manusia kita memiliki kemampuan yang terbatas. Oleh karena itu manusia butuh petunjuk dalam kehidupannya. Petunjuk Quran adalah petunjuk yang detail bagaimana kita beriman kepada Allah, Rasul, Malaikat, Kitab, Hari Akhir, dan Qodho dan Qadr. Dengan keimanan dan keyakinan tersebut, maka kita menjadi manusia yang sangat bergantung dan butuh terhadap Allah SWT,”  ujarnya.

Pada akhir materinya, Idrus Abidin  menyampaikan ada tujuan belajar akidah. Pertama, memperkuat dan mengokohkan keimanan. “Kekokohan iman akan menjadikan manusia merdeka, artinya bebas dari segala bentuk penghambaan kepada selain Allah SWT. Selain itu kita hanya tunduk dan patuh kepada Allah,” tuturnya.

Kedua, kata Idrus menambahkan,  mendapatkan ketenangan jiwa. Ada keberkahan hidup yang diperoleh. “Kita berkumpul dalam Zoom ini adalah keberkahan dari Allah,” ujanya.

Dalam penutupnya, Idrus menegaskan, “Di mana ada kebebasan disitu ada tanggung jawab kita untuk mengesakan Allah SWT.”

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement