Selasa 25 Jan 2022 05:59 WIB

Dinkes Sebut Lonjakan Covid-19 di Malang Akibat Klaster Sekolah dan Keluarga

Pada salah satu sekolah di Malang, tercatat ada temuan 37 kasus positif Covid-19.

Dinas Kesehatan Kota Malang menyatakan lonjakan ksus Covid-19 di wilayah tersebut akibat klaster sekolah dan keluarga. (ilustrasi).
Foto: bayu adji p
Dinas Kesehatan Kota Malang menyatakan lonjakan ksus Covid-19 di wilayah tersebut akibat klaster sekolah dan keluarga. (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Dinas Kesehatan Kota Malang, Jawa Timur, menyatakan lonjakan kasus konfirmasi positif Covid-19 di wilayah itu, dalam kurun waktu beberapa hari terakhir, disebabkan adanya penyebaran virus corona pada klaster lingkungan keluarga dan pendidikan. Kepala Dinas Kesehatan Kota Malang, dr Husnul Muarif, mengatakan, pada salah satu sekolah yang ada di wilayah tersebut tercatat ada temuan 37 kasus, sementara di lingkungan keluarga ada 12 kasus positif Covid-19.

"Kasus naik karena ada sumbernya, karena klaster. Ada klaster lembaga pendidikan dan klaster keluarga. Untuk sekolah ada 37 kasus dan keluarga 12 kasus, itu mendominasi," kata Husnul, Senin (24/1/2022).

Baca Juga

Kegiatan pembelajaran tatap muka di MAN 2 Kota Malang dihentikan selama kurang lebih 14 hari. Hal ini menyusul adanya temuan salah seorang siswa yang terpapar virus corona. 

Penghentian PTM tersebut dilakukan mulai 18 Januari 2022. Bermula dari temuan satu kasus konfirmasi positif Covid-19 tersebut, Dinas Kesehatan Kota Malang telah melakukan pelacakan dengan menjalankan tes antigen kepada 600 orang di sekolah itu. 

Hasilnya, ada 37 orang terkonfirmasi positif Covid-19. Tercatat, hingga Senin (24/1), berdasarkan data Pemerintah Provinsi Jawa Timur, di wilayah Kota Malang tercatat ada 97 kasus aktif konfirmasi positif Covid-19. Kenaikan kasus di wilayah tersebut tercatat terjadi mulai 18 Januari 2022.

Sejak 18-24 Januari 2022, tercatat ada tambahan kasus konfirmasi positif Covid-19 baru sebanyak 85 kasus. Tercatat, pada 17 Januari di Kota Malang ada12 kasus aktif dan menjadi 97 kasus aktif pada 24 Januari 2022.

Husnul mengatakan, terkait varian omicron, juga tercatat ada tambahan kasus baru. Saat ini tercatat ada dua kasus baru, sehingga secara keseluruhan di wilayah Kota Malang telah ditemukan tiga kasus omicron. 

Satu dari tiga pasien itu telah dinyatakan sembuh. Pada kasus yang baru, lanjut Husnul, pasien telah menjalani isolasi mandiri selama kurang lebih 11 hari sejak dinyatakan terpapar virus corona. 

Dua pasien tersebut dinyatakan tidak memiliki gejala akibat terpapar Covid-19. "Hasilnya dua positif (omicron). Besok masuk hari ke-11 isolasi mandiri. Karena tanpa gejala, bisa dinyatakan isolasi selesai dan sembuh," ujar Husnul.

Dia menyebut, dari adanya dua kasus omicron tersebut. Dinas Kesehatan Kota Malang telah melakukan pelacakan kepada kurang lebih 26 orang yang memiliki riwayat kontak erat dengan pasien positif.

"Kami lakukan pelacakan untuk 12 orang pada kasus satu, dan satu lainnya 14 orang. Semuanya negatif," ujarnya.

Dia mengingatkan kepada seluruh masyarakat untuk memperkuat penerapan protokol kesehatan dalam upaya meminimalisasi risiko penyebaran virus corona. Disiplin menerapkan protokol kesehatan merupakan salah satu cara efektif untuk menekan penyebaran Covid-19.

Selain itu, lanjutnya, pelaksanaan vaksinasi juga menjadi kunci untuk menangani penyebaran Covid-19. Bagi warga Kota Malang yang belum mendapatkan suntikan vaksin, diharapkan bisa segera mendatangi fasilitas kesehatan terdekat.

"Untuk mencegah penyebaran adalah dengan protokol kesehatan dan vaksinasi. Keduanya adalah langkah pencegahan utama," katanya.

Di Kota Malang, hingga 24 Januari 2022, secara keseluruhan ada sebanyak 15.758 kasus konfirmasi positif Covid-19, dengan kasus aktif tercatat 97 kasus. Dari total tersebut, sebanyak 14.528 orang dilaporkan telah sembuh, 1.133 orang dinyatakan meninggal dunia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement