Sabtu 22 Jan 2022 06:01 WIB

Dirawat di Isoter, 8 Pasien Covid-19 di Semarang Punya Riwayat Perjalanan dari Jakarta

Delapan pasien Covid-19 di Semarang tengah menjalani isoter.

Ilustrasi Covid-19. Dinas Kesehatan Kota Semarang menyerukan pengurus RT/RW lakukan pendataan warga yang baru berpergian dari Jakarta maupun luar negeri di tengah peningkatan kasus Covid-19.
Foto: Pixabay
Ilustrasi Covid-19. Dinas Kesehatan Kota Semarang menyerukan pengurus RT/RW lakukan pendataan warga yang baru berpergian dari Jakarta maupun luar negeri di tengah peningkatan kasus Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Dinas Kesehatan Kota Semarang menyatakan delapan pasien positif Covid-19 di daerahnya memiliki riwayat perjalanan dari DKI Jakarta. Saat ini, mereka dirawat di tempat isolasi terpusat (isoter) di Ibu Kota Jawa Tengah.

"Delapan pasien yang saat ini dirawat di isoter, semuanya memiliki riwayat berpergian dari Jakarta," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang Abdul Hakam di Semarang, Jumat (21/1/2022).

Baca Juga

Hakam mengimbau pengurus RT dan RW untuk kembali melakukan pendataan warga yang baru saja berpergian dari Jakarta maupun luar negeri. Hal tersebut diminta dilakukan setelah adanya konfirmasi tentang pasien Covid-19 terkait varian omicron.

Berdasarkan data laman https://siagacorona.semarangkota.go.id hingga pukul 21.00 WIB tercatat 12 pasien positif Covid-19 yang dirawat diberbagai fasilitas kesehatan. Dari jumlah tersebut, empat pasien di antaranya berasal dari luar Kota Semarang.

 

Adapun untuk pasien yang terkonfirmasi Covid-19 varian omicron di Kota Semarang terdapat empat warga. Dua di antaranya dari luar kota.

Juru bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, puncak kasus Covid-19 di Indonesia akibat varian Omicron diprediksi terjadi pada Februari. Wiku pun meminta agar potensi puncak kasus akibat varian Omicron perlu disikapi dengan bijak.

"Prediksi ini seyogyanya dapat menjadi pengingat agar kita selalu waspada," ujar Wiku dikutip dari siaran Youtube Sekretariat Presiden, Jumat (21/1/2022).

Namun demikian, Wiku mengatakan prediksi masih bisa diubah dengan usaha sungguh-sungguh yaitu dengan melakukan protokol kesehatan (prokes) 3M dan pengendalian lainnya. Karena itu, ia mengajak masyarakat untuk tetap optimistis jika Indonesia bisa mencegah adanya lonjakan kasus tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement