Jumat 14 Jan 2022 12:53 WIB

UOB Group Akuisisi Bisnis Konsumer Citigroup Senilai Rp 53,21 Triliun

Bisnis konsumer yang diakuisisi mencakup empat negara di Asia Tenggara.

Kantor pusat Citigroup di Amerika Serikat. United Overseas Bank Limited (UOB) Group mengakuisisi bisnis konsumer Citigroup di empat negara yakni Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Vietnam.
Foto: exclusiveeconomy.com
Kantor pusat Citigroup di Amerika Serikat. United Overseas Bank Limited (UOB) Group mengakuisisi bisnis konsumer Citigroup di empat negara yakni Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Vietnam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- United Overseas Bank Limited (UOB) Group mengakuisisi bisnis konsumer Citigroup di empat negara yakni Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Vietnam. Total nilai akuisisi tersebut 5 miliar dolar Singapura atau setara dengan Rp 53,21 triliun.

Deputy Chairman Chief Executive Officer (CEO) UOB Wee Ee Cheong mengatakan bisnis konsumer tersebut mencakup portofolio bisnis pinjaman tanpa agunan dan pinjaman beragunan, wealth management, dan tabungan segmen ritel. "Ini merupakan kesempatan luar biasa dan datang di saat yang tepat. UOB percaya potensi jangka panjang kawasan Asia Tenggara dan kami telah menerapkan kedisiplinan, kehati-hatian, dan keteguhan dalam memanfaatkan kesempatan untuk bertumbuh," kata Cheong dalam media briefingsecara daring di Jakarta, Jumat (14/1/2022).

Baca Juga

Seraya menunggu persetujuan regulator, ia berharap dapat mengintegrasikan kualitas portofolio Citigroup dan menyambut tim mereka, serta menciptakan nilai yang bertumbuh bagi nasabah, kolega, serta pemangku kepentingan. Bisnis yang diakuisisi, bersama dengan bisnis konsumer regional UOB, akan membentuk sinergi yang kuat dan dapat meningkatkan skala bisnis UOB Group dan memperkuat posisi UOB sebagai bank regional terkemuka.

Ia menuturkan bisnis konsumer Citigroup memiliki nilai aset bersih agregat sekitar 4 miliar dolar AS dan basis nasabah sekitar 2,4 juta per 30 Juni 2021, serta menghasilkan pendapatan sekitar 500 juta dolar AS pada semester I tahun 2021.Tanpa mencakup biaya transaksi satu kali tersebut, akuisisi ini diharapkan dapat meningkatkan laba per saham UOB (EPS) dan rasio pengembalian ekuitas (ROE).

Imbalan kas untuk akuisisi akan dihitung berdasarkan premi agregat setara dengan 915 juta dolar AS ditambah nilai aset bersih bisnis konsumer saat transaksi selesai."Akuisisi diharapkan dibiayai kelebihan modal inti dan diperkirakan mengurangi rasio CET1 UOB 70 basis poin menjadi 12,8 persen, berdasarkan posisi modal inti pada 30 September 2021. Efek terhadap rasio CET1 tidak diharapkan menjadi material dan akan sesuai dengan persyaratan dan peraturan berlaku," ungkapnya.

Menurut Cheong, penyelesaian akuisisi di masing-masing negara akan menunggu persetujuan dari regulator negara terkait dan di Singapura, dengan perkiraan penyelesaian antara pertengahan 2022 dan awal 2024, tergantung perkembangan dan hasil dari proses persetujuan regulator.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement