Jumat 14 Jan 2022 02:22 WIB

DKI Masih Pantau PTM Meski Ditemukan Covid-19 di 10 Sekolah

Wigub DKI menegaskan sampai saat ini belum ada urgensi menutup sekolah PTM.

Para siswa dan siswi mengikuti Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di SMP Negeri 73, Tebet, Jakarta, Senin (3/1). Pemerintah Provinsi DKI Jakarta resmi menerapkan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) dengan kapasitas 100 persen di seluruh sekolah mulai hari ini, Senin (3/1). Relaksasi kebijakan ini sesuai dengan kondisi PPKM Level 1 yang diterapkan di Jakarta.Prayogi/Republika.
Foto: Prayogi/Republika.
Para siswa dan siswi mengikuti Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di SMP Negeri 73, Tebet, Jakarta, Senin (3/1). Pemerintah Provinsi DKI Jakarta resmi menerapkan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) dengan kapasitas 100 persen di seluruh sekolah mulai hari ini, Senin (3/1). Relaksasi kebijakan ini sesuai dengan kondisi PPKM Level 1 yang diterapkan di Jakarta.Prayogi/Republika.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menyebut pihak pemerintah daerah hingga saat ini memilih masih melakukan pemantauan atas pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) kapasitas 100 persen meski ditemukan kasus COVID-19 di 10 sekolah.

"Jadi sampai hari ini belum ada urgensi menutup sekolah PTM. Kami masih terus memantau memastikan semua berjalan lebih baik lagi, mohon doa dan dukungan dari semua, terutama bagi para orang tua pastikan anak-anak kita pergi ke sekolah dengan tetep melaksanakn prokes. Jangan main-main atau mampir langsung pulang ke rumah," kata Riza di Balai Kota Jakarta, Kamis (13/1/2022) malam.

Baca Juga

10 sekolah yang ditemukan kasus COVID-19 tersebut tersebar di berbagai wilayah Jakarta dan dilakukan penghentian sementara kegiatan PTM lima hari. Jika ditemukan kasus lebih dari lima persen maka penutupan akan dilakukan 15 hari.

Namun demikian, politisi Gerindra tersebut menerangkan bahwa tidak semua kasus yang ada di 10 sekolah tersebut merupakan COVID-19 varian Omicron. "Jadi sejauh ini yang kami terima terkait COVID-19 ini masih umum, belum terima laporan dair sekolah ini (berapa) yang kena Omicron," ucapnya.

Dengan ditemukannya kasus pada 10 sekolah tersebut, Riza menjamin hal itu menjadi perhatian Pemprov DKI Jakarta dan rekomendasi dari banyak pihak seperti Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan anggota DPRD DKI yang meminta sekolah ditutup tetap didengarkan. Namun, Riza menyebutkan bahwa pihaknya harus patuh dan taat pada aturan dan ketentuan yang ada yakni Surat Keputusan Bersama (SKB) empat menteri yang mengamanatkan PTM 100 persen bisa dilaksanakan dengan level PPKM 2 seperti Jakarta.

"Dan DKI memenuhi syarat untuk itu. Kalau kami tutup nanti orang protes. Masa memenuhi syarat untuk PTM 100 persen tapi ditutup," ucapnya.

Penggunaan inisiatif untuk menghentikan PTM 100 persen dari DKI Jakarta juga, kata Riza, menjadi salah satu pilihan yang dikoordinasikan. "Tapi mohon maaf tidak bermaksud mengecilkan ini 10 sekolah COVID-19 dari 10 ribu lebih sekolah, itu berapa persen, kan hanya 0,1 persen. Sehingga sampai saat ini PTM masih 100 persen," tuturnya.

Berdasarkan data, 10 sekolah tersebut adalah

1. SDN Ceger 02 Pagi (3 peserta didik)

2. SDN Susukan 08 Pagi (1 peserta didik)

3. SDN Jati 01 Pagi (1 peserta didik)

4. SMP Islam Andalus (1 peserta didik)

5. SMP Labschool Jakarta (1 pendidik)

6. SMPN 252 Jakarta (1 peserta didik)

7. SMAN 71 Jakarta (1 peserta didik)

8. SMA Labschool Jakarta (2 peserta didik, 1 pendidik)

9. SMAN 20 Jakarta (1 peserta didik)

10. SMKS Malaka Jakarta (1 peserta)10 sekolah tersebut dilakukan penghentian sementara PTM selama lima hari karena temuan kasusnya di bawah lima persen.

Baca juga : Efek Samping Vaksin Booster Berikut Cara Menghindarinya

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement