Selasa 11 Jan 2022 17:48 WIB

PM Inggris Boris Johnson Diduga Gelar Pesta Saat Lockdown Tahun 2020

Menurut kabar, lebih dari 40 orang menghadiri pesta kebun di kediaman PM Inggris.

Rep: deutsche welle/ Red: deutsche welle
Jon Nguyen/The Daily Telegraph/PA Wire/empics/picture alliance
Jon Nguyen/The Daily Telegraph/PA Wire/empics/picture alliance

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dihujani kritik baru pada Senin (10/1/2022) atas perilaku pemerintahnya selama lockdown akibat virus corona nasional pertama pada tahun 2020.

Menurut email yang bocor, seperti yang disampaikan oleh penyiar ITV, pesta kebun alkohol "bawa sendiri" berlangsung di Downing Street pada 20 Mei 2020, di tengah lockdown yang membatasi interaksi sosial untuk dua orang dari rumah tangga yang terpisah, sementara pub dan restoran tetap tutup.

Lebih dari 100 orang diundang dalam pesta

Sebuah email dikirim oleh Sekretaris Pribadi Utama PM Martin Reynolds ke lebih dari 100 karyawan.

"Setelah periode yang sangat sibuk, akan menyenangkan untuk memanfaatkan cuaca yang indah dan minum-minum di taman No. 10 malam ini," kata Reynolds dalam email. "Silakan bergabung dengan kami mulai pukul 6 sore dan bawa minuman Anda sendiri!"

Sekitar 40 staf akhirnya berkumpul di taman untuk pesta, termasuk Johnson dan istrinya Carrie, menurut ITV.

Dugaan pelanggaran lockdown bikin Johnson dalam bahaya

Perdana Menteri Johnson telah ternoda oleh beberapa tuduhan pelanggaran penguncian yang terjadi selama tahun 2020, termasuk pertemuan di kediamannya di Downing Street dan pesta Natal, serta acara sosial lainnya yang disorot oleh ITV pada Senin (10/01).

'Benar-benar keterlaluan'

Wakil Pemimpin Partai Buruh, Angela Raynor, mengatakan: "Banyak orang akan merasa jijik" setelah pengungkapan hari Senin (10/01).

Partai Nasional Skotlandia menggambarkan email itu sebagai "sangat keterlaluan." Ketika Boris Johnson ditanya sebelumnya apakah dia dan istrinya Carrie menghadiri pesta di Downing Street pada Mei 2020, dia menolak untuk menjawab.

Selama akhir pekan, Inggris melampaui tonggak sejarah suram 150.000 kematian akibat virus corona, menjadi negara ketujuh setelah AS, Brasil, India, Rusia, Meksiko, dan Peru.

ha/ (AFP, Reuters, dpa)

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan deutsche welle. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab deutsche welle.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement