Kamis 06 Jan 2022 20:25 WIB

Satgas Covid-19: Terjadi Tren Peningkatan Kasus dalam 14 Hari Terakhir

Penambahan kasus positif sebesar 404 cukup tinggi, positive rate juga naik

Rep: dian fath risalah/ Red: Hiru Muhammad
Petugas memeriksa serifikat vaksinasi penumpang bus antar kota antar provinsi (AKAP) di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta, Kamis (6/1/2022). Penerapan protokol kesehatan yang ketat pada moda transportasi dilaksanakan untuk mencegah penyebaran varian baru COVID-19 yakni B.1.1.529 atau Omicron.
Foto: ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Petugas memeriksa serifikat vaksinasi penumpang bus antar kota antar provinsi (AKAP) di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta, Kamis (6/1/2022). Penerapan protokol kesehatan yang ketat pada moda transportasi dilaksanakan untuk mencegah penyebaran varian baru COVID-19 yakni B.1.1.529 atau Omicron.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, dalam 14 hari terakhir terlihat tren peningkatan kasus positif Covid-19. Meskipun peningkatan harian ini cenderung fluktuatif, namun penambahan kasus harian terakhir telah mencapai angka 404. "Ini meningkat cukup signifikan jika dibandingkan dengan kasus harian 2 minggu sebelumnya, yaitu hanya 136 kasus," ujar Wiku dalam Konferensi Pers secara daring, Kamis (6/1/2022).

Menurut Wiku, penambahan kasus positif sebesar 404 cukup tinggi , karena terakhir kali angka positif sebanyak itu terjadi pada bulan November 2021. Selain itu, sambung Wiku, juga telah terjadi tren peningkatan pada kasus aktif harian. Peningkatan ini setidaknya teramati dalam satu minggu terakhir. "Jika pada pekan lalu jumlah kasus 4.300, per 5 Januari 2022 naik menjadi 4.800," katanya.

Baca Juga

Angka positivity rate juga menunjukkan tren kenaikan, serupa dengan kenaikan kasus positif. Kenaikan positivity rate, menurut dia, memang cenderung fluktuatif jika dilihat dari hari ke hari. "Meskipun demikian, tren kenaikannya sudah dapat teramati. Jika pada dua minggu lalu positivity rate harian 0,07persen, saat ini meningkat menjadi 0,19 persen," ujar Wiku.

Wiku menambahkan, peningkatan terlihat juga pada angka nasional keterisian tempat tidur (BOR) isolasi. Hal itu konsisten terjadi dalam 14 hari terakhir. "Jika pada 2 pekan lalu 1,38%, saat ini telah meningkat menjadi 3,35 persen," kata Wiku.

"Artinya jika tidak dikendalikan sejak saat ini jumlah orang positif yang meningkat ini dapat menulari lebih banyak orang dan berpotensi menimbulkan kenaikan kasus yang lebih tinggi lagi di masyarakat," kata Wiku.

Epidemiolog Griffith University Australia, Dicky Budiman mengatakan, tren kenaikan kasus adalah hukum biologi yang pasti akan terjadi. Terlebih, sistem deteksi dini di Indonesia yang masih sangat minim."Bicara tren kenaikan kasus itu tidak bisa dihindari, itu hukum biologi. Itu sudah sangat tak bisa dihindari," kata Dicky dalam diskusi daring, Kamis (6/1/2022).

Menurut Dicky, bila melihat setiap kebijakan yang selama ini diterapkan pemerintah akan sulit untuk terus menekan angka penularan terlebih dengan adanya varian Omicron. Kecuali, Indonesia mau mengambil kebijakan seperti Cina."Ini seperti bicara masalah pola waktu biologi bakal terjadi. Kecuali kita menutup diri seperti Cina. Testing tracing kita pun tidak semasif Cona, jadi tren kenaikan cukup wajar. Tinggal waktu yang akan berkata. yang penting dengan menyadari, omicron sudah dimana-mana, sekarang adalah usahakan vaksinasi dua dosis," kata Dicky.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement