Sabtu 01 Jan 2022 05:51 WIB

Omicron Membuat Perayaan Tahun Baru Jadi Lebih Sunyi di Banyak Negara

Kedatangan tiba-tiba Omicron telah membawa rekor jumlah kasus ke banyak negara.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nidia Zuraya
Malam tahun baru (ilustrasi).
Foto: Antara/Basrul Haq
Malam tahun baru (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Perayaan pergantian tahun 2021 ke 2022 hampir sama dengan kondisi dengan tahun sebelumnya. Banyak negara mencoba merayakan dengan lebih sunyi karena menghilangkan kerumunan.

Banyak kota-kota penting lainnya yang meninggalkan kembang api saat tengah malam bergulir di seluruh dunia. Pertunjukan dibatalkan di Arc de Triomphe Paris, tepi sungai London, dan Menara Petronas di Kuala Lumpur. Bola yang berkilauan masih akan ada di Times Square New York, tetapi kerumunan yang meneriakkan hitungan mundur tahun ini diatur menjadi seperempat dari ukuran biasanya dengan menggunakan masker, menjaga jarak, dan bukti vaksin.

Baca Juga

Kedatangan tiba-tiba Omicron telah membawa rekor jumlah kasus ke negara-negara di seluruh dunia. Meskipun kematian tidak meningkat, membawa harapan varian baru lebih ringan, banyak negara telah menerapkan kembali pembatasan untuk mencegah sistem perawatan kesehatan kewalahan. Bahkan jika pertemuan diizinkan, banyak orang memilih untuk tinggal di rumah.

Di La Querida, sebuah restoran yang menyajikan gurita bakar dan paprika isi di lingkungan Pozuelo Madrid, Spanyol. Hanya empat meja dari dua lusin yang dipesan untuk Malam Tahun Baru.

Tempat itu hampir penuh sesak setiap malam hanya beberapa minggu yang lalu sebelum Omikron memusnahkan bisnis. "Kami semua berpikir... kami akan dapat menghasilkan uang dan melunasi banyak hal yang telah jatuh tempo. Pandangannya sangat buruk," ujar kepala pelayan Juan Lozano.

Untuk wilayah Asia, perayaan sebagian besar diperkecil atau dibatalkan. Di Korea Selatan, upacara membunyikan lonceng tengah malam tradisional dibatalkan untuk tahun kedua. Sementara perayaan dilarang di distrik hiburan Shibuya yang gemerlap di Tokyo, Jepang. Perdana Menteri Fumio Kishida turun ke YouTube untuk mendesak orang-orang memakai masker dan membatasi jumlah di pesta.

Sedangkan China dalam siaga tinggi. Kota Xian dikunci dan acara Tahun Baru di kota-kota lain dibatalkan.

Infeksi virus korona global mencapai rekor tertinggi selama periode tujuh hari terakhir. Rata-rata lebih dari satu juta kasus terdeteksi sehari di seluruh dunia antara 24 dan 30 Desember, naik sekitar 100.000 dari puncak sebelumnya yang diposting pada Rabu (29/12)

Tapi, Big Ben London di atas Gedung Parlemen Inggris akan berbunyi pada tengah malam dan berdering di Tahun Baru untuk pertama kalinya sejak 2017. Lebih dari tiga tahun jam besar itu direstorasi.

Selain itu kota Sydney di Australia adalah salah satu tempat di mana Tahun Baru diisi dengan perayaan meriah.  Kembang api spektakuler berkilauan di pelabuhan di atas Opera House.

Kemudian Afrika Selatan merayakan tahun baru dengan cukup meriah karena pencabutan jam malam. Wilayah yang mengidentifikasi pertama kali varian Omikron virus korona menjadi negara pertama yang menyatakan gelombang Omicron telah mencapai puncak atau dan tanpa lonjakan besar dalam kematian.

"Saya cukup yakin ini akan luar biasa. Saya hanya berharap Cape Town kembali ke Cape Town lama yang kita semua tahu," kata manajer kafe Hard Rock di tepi pasir putih Cape. Town's Camps Bay Beach, Michael Mchede.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement