Rabu 29 Dec 2021 12:45 WIB

Kunci Indonesia untuk Kandaskan Thailand: Kecepatan, Kelincahan, dan Skill Individu

Pasukan Garuda harus mengekploitasi kelemahan Thailand.

Rep: Afrizal Rosikhul Ilmi/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Pesepak bola Timnas Indonesia Ezra Walian (kiri) melakukan selebrasi dengan rekan-rekannya usai menjebol gawang Timnas Singapura dalam pertandingan Semi Final Leg 2 Piala AFF 2020 di National Stadium, Singapura, Sabtu (25/12/2021).
Foto: ANTARA/Humas PSSI
Pesepak bola Timnas Indonesia Ezra Walian (kiri) melakukan selebrasi dengan rekan-rekannya usai menjebol gawang Timnas Singapura dalam pertandingan Semi Final Leg 2 Piala AFF 2020 di National Stadium, Singapura, Sabtu (25/12/2021).

REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Timnas Indonesia akan menghadapi Thailand di final Piala AFF 2020. Partai puncak turnamen ini digelar dalam dua leg. Pengamat sepak bola Indonesia Mohamad Kusnaeni menilai pada leg pertama, yang akan digelar pada Rabu (29/12), tim asuhan Shin Tae-yong harus bisa menjaga peluang Indonesia untuk juara. 

Kus mengatakan Shin harus bisa menyiapkan strategi yang tepat agar penggawa Timnas Indonesia tidak mudah terpancing oleh tempo permainan Thailand. "Kita harus bisa memaksimalkan kecepatan pemain yang menjadi kunci kekuatan kita. Kekuatan, kecepatan, kelincahan, skill individu satu lawan satu itu kelebihan kita," kata Kusnaeni saat dihubungi, Selasa (28/12).

Baca Juga

Menurutnya, Asnawi Mangkualam dkk harus bisa mengeksploitasi pertahanan Thailand dengan kecepatan yang dimiliki oleh para pemain Timnas Indonesia. Dia menilai pertahanan Thailand sedikit lambat. Jadi, kata dia, itu seharusnya bisa dieksploitasi oleh Indonesia dan di saat bersamaan jangan sampai melakukan kesalahan-kesalahan yang tidak perlu.

Pria yang akrab disapa Bung Kus ini menilai keunggulan Thailand adalah materi pemain yang sudah matang. Kematangan usia dari mayoritas skuad Thailand ini yang kemudian membuat mereka bisa mengalahkan Vietnam di semifinal. Kus melihat Thailand bisa bermain tanpa beban di dua pertandingan sebelumnya. 

"Bagi banyak tim lain permainan Vietnam ini merepotkan. Mereka main cepat dan punya skill individu yang bagus, bisa menang satu lawan satu dan agresif. Tapi Thailand bisa menghadapi Vietnam dengan tenang, dan malah memancing Vietnam bermain emosional," kata Kus. 

Sementara itu, mayoritas pemain Indonesia adalah pemain muda yang belum banyak pengalaman seperti pemain Thailand. Faktor kurang matangnya skuad Garuda ini terlihat di leg kedua semifinal ketika Indonesia tidak bisa memaksimalkan keuntungan melawan sembilan pemain Singapura. 

"Ya itu karena faktor kematangan dan pengalaman yang belum kita miliki dan itu normal, karena pemain kita banyak yang baru main satu-dua musim di kompetisi senior, jadi saya gak kaget kalau kita kesulitan lawan Singapura," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement