Kamis 23 Dec 2021 16:41 WIB

BI Optimistis Inflasi di DKI Jakarta Terkendali

Inflasi Jakarta diperkirakan naik seiring aktivitas ekonomi yang meningkat.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Fuji Pratiwi
 Warga melintas didekat logo Bank Indonesia, di Jakarta (ilustrasi). BI optimistis inflasi Jakarta terjaga hingga akhir tahun.
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Warga melintas didekat logo Bank Indonesia, di Jakarta (ilustrasi). BI optimistis inflasi Jakarta terjaga hingga akhir tahun.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) DKI Jakarta memantau sampai dengan November 2021, inflasi di Ibu Kota relatif terjaga dan lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Tercatat inflasi Jakarta sebesar 0,4 persen (mtm), atau sebesar 1,34 persen (yoy) pada November 2021. 

"Secara kumulatif, inflasi Jakarta sampai dengan November 2021 tercatat sebesar 1,08 persen (ytd) lebih rendah dari periode yang sama tahun 2020 yaitu 1,32 persen (ytd)," kata Kepala Perwakilan BI Provinsi DKI Jakarta Onny Widjanarko saat ditemui wartawan di Jakarta, Kamis (23/12).

Baca Juga

Onny mengungkapkan, harga sebagian besar kelompok komoditas di Jakarta meningkat dibandingkan bulan sebelumnya. Peningkatan harga tertinggi terjadi pada kelompok komoditas makanan, minuman dan tembakau, disusul oleh kelompok transportasi. 

"Naiknya harga minyak goreng, daging ayam ras, dan angkutan udara menjadi pemicu utama inflasi kali ini," ujar Onny.

Pada November 2021, BI Jakarta memantau kelompok makanan, minuman, tembakau dan penyediaan makanan dan minuman/restoran mengalami inflasi sebesar 1,13 persen (mtm). Angka ini lebih tinggi dari inflasi bulan sebelumnya (-0,17 persen, mtm). Kelompok tersebut memberikan sumbangan terhadap inflasi IHK Jakarta sebesar 0,24 persen.

"Kenaikan harga komoditas tersebut (ayam, telur ayam dan minyak goreng) disinyalir dikarenakan permintaan meningkat," ujar Onny.

Onny menjelaskan berbagai langkah antisipasi telah dilakukan oleh TPID Jakarta untuk menerapkan stock management yang baik. Ia memastikan kondisi stok pangan terus dipantau dan dievaluasi setiap pekan. 

"Masyarakat tidak perlu khawatir dan tidak perlu melakukan pembelian bahan pangan melebihi dari kebutuhan normal untuk mengantisipasi kebutuhan pada saat hari raya Natal dan Tahun Baru 2022," ucap Onny.

TPID Provinsi DKI Jakarta juga memantau perkembangan harga dan kecukupan pasokan untuk menjaga kestabilan harga pangan di Ibukota saat tengah pandemi Covid-19. BUMD pangan turut memperluas kerja sama perdagangan antar wilayah guna mendorong pengendalian harga dan menjaga kecukupan pasokan.

"Hingga akhir 2021, inflasi di Jakarta diperkirakan mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya seiring dengan aktivitas ekonomi yang meningkat. Namun inflasi Jakarta diperkirakan tetap terkendali dan berada dalam kisaran sasaran inflasi nasional sebesar 3,0 persen ±  1 persen," tutur Onny.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement