Senin 20 Dec 2021 16:23 WIB

UAD: Pengabdian Masyarakat Berbasis Riset

Sepanjang 2021, UAD terus membangun sarana prasarana di DIY.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Yusuf Assidiq
Peresmian agrowisata organik Desa Srigading.
Foto: Dokumen.
Peresmian agrowisata organik Desa Srigading.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Civitas Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta terus menguatkan tekad mewujudkan pengabdian kepada masyarakat yang betul-betul berbasis riset. Artinya, pengabdian yang dilakukan tidak hanya sporadis, sehingga bisa secara langsung dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.

Kepala Bidang Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UAD, Anton Yudhana mengatakan, komitmen ini direalisasikan lewat Desa Mitra UAD. Dari Desa Mitra, UAD mampu menerapkan pengabdian masyarakat yang berbasis riset.

Hal ini sejalan pula pelibatan mahasiswa/i yang dilakukan Biro Kemahasiswaan dan Alumni (Bimawa) UAD. Malah, sebelum Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), UAD sudah mulai pelibatan mahasiswa/i minimal dua orang di pelaksanaan Desa Mitra.

Pelibatan terus ditingkatkan sampai pada 2020 minimal ada 10 dosen-dosen dan puluhan mahasiswa/i dari lintas program studi. Karenanya, Anton berpendapat, kehadiran pandemi Covid-19 sebenarnya memiliki hikmah tersendiri.

Sebab, ketika dunia industri banyak membutuhkan tenaga-tenaga magang, UAD mampu menghadirkan magang kerja praktik kuliah lewat riset-riset dosen dan pengabdian kepada masyarakat. Sepanjang 2021, UAD terus membangun sarana prasarana di DIY.

Ada tiga kabupaten yang sudah dirambah yaitu Gunungkidul, Kulonprogo, dan Bantul. Karenanya, pada 2022 mendatang, UAD menargetkan dapat pula merambah semua kabupaten/kota yang ada di DIY, termasuk Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta.

"Itu untuk menguatkan komitmen pengabdian berbasis riset yang betul-betul dapat diterapkan dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat," kata Anton, Sabtu (18/12).

Pembangunan PLTS di Gunungkidul, Sentra Industri Herbal, pengangkatan air dengan teknologi pompa hidran di Kulonprogo, dan lain-lain dihadirkan benar-benar ada di tengah masyarakat. UAD turut melakukan pengabdian dalam bidang keistimewaan.

Di antaranya, UAD menjalin kerja sama dengan Balai Agung Batik mengembangkan batik Yogyakarta yang memang sudah dinobatkan sebagai Kota Batik Dunia. UAD diberikan kepercayaan mendampingi Balai Agung Batik yang memang masih memakai pakem Keraton Yogyakarta.

Dalam bidang desa budaya, yang memang merupakan kekhasan Yogyakarta, UAD melakukan penguatan seperti di Kalurahan Jatimulyo Bantul yang jadi Desa Budaya. Ini jadi contoh dorongan ke dosen-dosen untuk berkarya nyata di kampung dan komunitas.

Tahun ini, UAD turut mendapat hibah MBKM klaster satu. Karenanya, Anton merasa, inovasi merupakan satu tantangan bagi LPPM karena sudah melekat, sehingga harus terus didorong inovasi-inovasi yang akan pula menguatkan transformasi teknologi.

"Ditambah UAD memiliki bonus dosen-dosen usia masih sangat produktif. Itu jadi peluang kita melakukan transformasi teknologi, inovasi dan HAKI, yang mana dari satu HAKI pada 2017, tahun ini tambah 17 menjadi 18, dengan 11 sudah certified," ujarnya.

Ketua Tim Program Produk Teknologi yang Diseminasikan kepada Masyarakat (PTDM) UAD penginstalasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), Umi Salamah, berbagi pengalaman membangun PLTS di Kalurahan Serut, Kapanewon Gedangsari, Gunungkidul.

Diungkapkan, ini merupakan daerah yang memiliki permasalahan air, yang setiap musim kemarau warga yang tinggal di bukit turun ke bawah mencari air di lembah-lembah. Bagi warga yang memiliki uang, mereka akan membeli air menggunakan tangki-tangki.

PLTS yang dibangun memiliki kapasitas untuk mengangkat pompa air dari sumur dalam dengan kedalaman sekitar 100 meter. Dari orientasi lapangan pada April 2021, instalasi sudah dapat dimanfaatkan masyarakat sejak 19 Agustus 2021.

Ia menerangkan, PLTS dibangun dengan 5.000 wp menggunakan 20 panel yang per panel memiliki kapasitas 250 wp. Bahkan, PLTS itu sudah dibangun terintegrasi sistem Internet of Things (IoT) untuk monitoring real time lewat ponsel pintar.

Setelah pembangunan instalasi, mereka turut melatih masyarakat sekitar untuk menggunakan IoT agar bisa melakukan monitoring, menganalisis, dan merawat secara mandiri. PLTS dikombinasikan ke PLN agar ketika terjadi masalah mengambil listrik dari PLN.

Kini, mereka sudah bisa memonitoring, misalnya ada alur yang miss, biasanya warga sudah langsung bisa mengontrol ke rumah panel. Diharap, sarana/prasarana yang ada bisa berkelanjutan, sehingga warga swadaya menuju desa mandiri energi.

"Apalagi, masyarakat sekitar umumnya belum mengenal teknologi seperti ini. Jadi, kami berharap semua ini sekaligus mengedukasi masyarakat kalau teknologi hadir di tengah mereka karena benar-benar dirasakan kebermanfaatannya," kata Umi.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement