Ahad 19 Dec 2021 21:04 WIB

Alasan Islam Tekankan Bekerja Profesional dan 4 Cara Hindari Malas

Bekerja profesional merupakan salah satu perkara yang dicintai Allah SWT

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi Bekerja dari rumah.
Foto: Andrea Verdelli/Getty Images
Ilustrasi Bekerja dari rumah.

REPUBLIKA.CO.ID, — Islam mengajarkan kepada umatnya agar senantiasi bekerja profesional, tepat waktu, dan berdisiplin.

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا قَالَتْ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِنّ اللَّهَ تَعَالى يُحِبّ إِذَا عَمِلَ أَحَدُكُمْ عَمَلاً أَنْ يُتْقِنَهُ 

Baca Juga

Dalam riwayat Aisyah RA, dia berkata, “Rasulullah  ﷺ bersabda, ““Sesungguhnya Allah mencintai seseorang yang apabila bekerja, mengerjakannya secara profesional.” 

Namun demikian, adakalanya seseorang menghadapi rasa malas dan kerap menunda-nunda pekerjaan. Melansir laman askthescholar.com, ulama Kanada, Syekh Ahmad Kutty, menjelaskan mengenai obat untuk melawan kemalasan adalah dengan memelihara keimanan. 

Beberapa kiat berikut dapat diterapkan untuk memberdayakan diri sendiri dan menghilangkan kebiasaan menunda-nunda, yaitu pertama, sikap menunda adalah kebiasaan yang dipelajari dan tindakan berulang membentuk kebiasaan. 

Jadi cara terbaik untuk melawan penundaan adalah dengan segera mengambil langkah untuk melakukan hal yang tergoda untuk ditunda. 

Oleh karena itu ketika tergoda untuk menunda-nunda, seseorang harus melakukan apa pun untuk melakukan hal yang sebaliknya. 

Mungkin sulit pada awalnya, tetapi dengan mengulanginya berulang-ulang, seseorang belajar untuk menghentikan kebiasaan itu. 

Proses ini harus berlanjut sampai seseorang memperoleh kebiasaan baru, dan dengan demikian menjadi sifat kedua.  

Kedua, saat bangun di pagi hari, berpikirlah positif dengan merinci keberkahan yang telah diberikan di hari itu. 

Ketiga, ketika sholat Subuh, membaca setidaknya satu halaman Alquran dan menghabiskan beberapa menit untuj zikir dan berdoa setiap hari. 

Ketiga, mulailah pekerjaan atau proyek segera setelah itu dengan hati yang penuh doa seperti Nabi Muhammad ﷺ berdoa: 

اللَّهُمَّ بَارِكْ لِأُمَّتِي فِي بُكُورِهَا

"Ya Allah, berkati umatku dalam usaha pagi mereka." (HR Tirmidzi)

Keempat, kembali kepada Allah ﷻdalam permohonan dan meminta bantuan-Nya dalam memerangi kemalasan, penundaan dan ketidakberdayaan melalui doa-doa berikut: 

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ الْجُبْنِ وَالْبُخْلِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ، وَقَهْرِ الرِّجَالِ

Allahumma innii a' u dzu bika mina al-'ajzi wa al-kasali wa al-jubun wa al-bukhl wa ghalabati al-dayni wa qahri al-rrijaal

(Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari lemah syahwat, kemalasan, pengecut, kikir, dan beban hutang dan orang-orang yang suka mendominasi)

لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ الْعَظِيمُ الْحَلِيمُ ، لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ ، لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ رَبُّ السَّمَوَاتِ وَرَبُّ الْأَرْضِ وَرَبُّ الْعَرْشِ الْكَرِيمِ

Laa ilaaha illa Allahu al-azim al-haliim, la ilaaha illa Allahu rabbu al-'arsyi al-'azim, laa ilaaha illa Allahu rabbu al-ssamaawaati wa al-ardhi wa rabbu al-'arshi al-kariim 

(Tiada Tuhan selain Allah Yang Maha Agung dan Mahapemberi perih; tidak ada Tuhan selain Allah, Tuhan Arsy yang Agung; tidak ada Tuhan selain Allah, Tuhan langit dan bumi dan Arsy yang Mulia).

 

Sumber: askthescholar  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement