Sabtu 18 Dec 2021 17:38 WIB

Populasi Muslim Tumbuh, Indonesia Diharap Jadi Pemain Utama Industri Halal

SGIER mencatat tingkat pertumbuhan belanja Muslim di dunia tumbuh 3,2 persen.

Salah satu acara Duta Halal Lifestyle (DUHA) 2021 yang berlangsung secara daring sejak November 2021 hingga Maret 2022 mendatang.
Foto: dokpri
Salah satu acara Duta Halal Lifestyle (DUHA) 2021 yang berlangsung secara daring sejak November 2021 hingga Maret 2022 mendatang.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Potensi halal industri dalam negeri sangat besar dan akan terus meningkat pada masa yang akan datang. Sebagai negara dengan populasi penduduk Muslim terbanyak, termasuk di kalangan milenialnya, Indonesia diharap tidak hanya menjadi konsumen, melainkan juga produsen dan pemain utama industri halal skala dunia.

"Sebesar 24 persen dari populasi global adalah Muslim dan terus tumbuh, termasuk di generasi mudanya. Tren belanja produk halal dan etis juga terus meningkat. Ini merupakan potensi besar yang harus dimanfaatkan industri halal nasional," kata Direktur Eksekutif Center for Sharia Finance & Digital Economy (Shafiec) Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Yogyakarta, Brian Edityanto, dalam siaran pers yang diterima Republika, Sabtu (18/12).

The State of Global Islamic Economic Report (SGIER) 2020/2021 mencatat tingkat pertumbuhan belanja Muslim di dunia tumbuh 3,2 persen dengan nilai USD 2,02 miliar. Data tersebut tentunya mencakup Indonesia, seperti dilaporkan Global Economy 2020/2021 bahwa ranking Indonesia dalam pengembangan ekosistem ekonomi dan syariah naik ke peringkat keempat dari urutan lima. Sektor fesyen Islami dan ekspor makanan halal pun berada di peringkat atas yakni ketiga dan keempat.

Hal itu tak lepas dari generasi muda Islam Indonesia sebagai pasar industri halal. Untuk mengenalkan potensi besar itu, Shafiec UNU Yogyakarta dan Bank Syariah Indonesia pun menggelar Duta Halal Lifestyle (DUHA) 2021 yang berlangsung secara daring sejak November 2021 hingga Maret 2022 mendatang.

“Kegiatan ini bertujuan untuk mencetak ribuan mahasiswa sebagai agen gaya hidup halal dan keuangan syariah di masyarakat. Diharapkan, para mahasiswa tersebut dapat ikut mensosialisasikan gaya hidup dan keuangan syariah serta mendukung pengembangan industri halal di Indonesia," kata Brian.

Agenda ini menarik minat 1.577 mahasiswa dari Sabang sampai Merauke dan telah terpilih 200 mahasiswa. Para mahasiswa tersebut telah mengikuti kelas Virtual Bootcamp yang mempertemukan para mahasiswa dengan para praktisi di bidang komunikasi gaya hidup halal dan keuangan syariah. 

"Ke depan, para mahasiswa terbaik tersebut akan diajak untuk mengikuti berbagai kegiatan kampanye nasional gaya hidup halal dan keuangan syariah," kata Brian.

Rektor Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Yogyakarta Purwo Santoso berharap gaya hidup Islam memberi pengaruh baik dan viral tidak hanya di tataran citra.

"Kampanye halal lifestyle diharapkan tidak hanya menghasilkaàn tayangan-tayangan viral yang memberikan pengaruh baik. Namun juga mewujudkan gaya hidup Islami yang tidak hanya sekadar citra, melainkan juga dengan komitmen etik yang dapat diinternalisasi sebagai kebutuhan hidup sehari hari," kata Purwo.

Kementerian Agama pun mendukung penuh agenda ini. "Saya yakin DUHA akan mampu mencetak mahasiswa sebagai penggerak gaya hidup halal dan keuangan syariah," kata Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dalam sambutannya pada pembukaan DUHA 2021.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement