Sabtu 18 Dec 2021 05:29 WIB

IPB University Punya Laboratorium Agromaritim di Pulau Seribu

Inovasi menjadi kunci dalam penguatan science and knowledge maritim.

Rektor iPB Prof Arif Satria (kedua dari kiri)
Foto: Dok IPB University
Rektor iPB Prof Arif Satria (kedua dari kiri)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA –P IPB University kini punya stasiun laut di Pulau Seribu, Provinsi DKI Jakarta,  yang akan menjadi ruang pembelajaran mahasiswa dan penelitian dosen dalam mewujudkan Agromaritim 4.0. Bertepatan dengan Koordinasi Nasional (Konas) Pesisir X di Bentara Candi Bentar, Jakarta, pekan lalu,  IPB University menerima Surat Keputusan Persetujuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang Laut (PKKPRL) untuk pendidikan dan riset.

Rektor IPB University Prof Arif Satria menyampaikan bahwa dalam memajukan pesisir, ke depan bangsa Indonesia harus mampu beradaptasi dengan menggunakan teknologi 4.0.  “Sehingga coastal leadership harus diawali dengan transformasi mindset, teknologi dan kolaborasi. Dengan dukungan artificial intelligence, kita bisa melihat kesehatan terumbu karang dan lainnya. Sementara itu, kolaborasi menjadi kunci karena keberhasilan adalah network,” ujarnya dalam rilis yang  diterima Republika.co.id.

Terkait stasiun laut atau laboratorium agromaritim, rektor mengatakan bahwa inovasi menjadi kunci dalam penguatan science and knowledge maritim. Untuk itu keberadaan dan kerja sama atau kolaborasi menjadi kunci keberhasilan laboratorum agromaritim. Keberadaan laboratorium dapat menjadi ruang kolaborasi baru bagi pemerintah, perguruan tinggi dan masyarakat.

Sementara itu, Kepala Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan (PKSPL) Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB University, Dr Yonvitner menambahkan bahwa fasilitas laboratorium seafarming mendukung program Kampus Merdeka.  “Selain itu, laboratorium ini juga sebagai ruang pendampingan dan pembinaan masyarakat. Selain sinergi, PKSPL akan menyiapkan long term agromaritim riset strategis melalui seafarming research lab,” imbuhnya.

Plt Dirjen Pengelolaan Ruang Laut, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Dr Pamuji Lestari menyampaikan Konas Pesisir X bisa menjadi momentum dalam mengawal blue ekonomi ke depan.  "Ekonomi tidak bisa jalan kalau ekologi rusak. Maka untuk itu perlu dirancang penangkapan ikan secara terukur, mengingat budidaya berbasis ekspor untuk udang, lobster dan rumput laut,” imbuhnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement