Rabu 15 Dec 2021 10:33 WIB

Menafsirkan Arti Kedatangan Menlu AS dan Penasihat Rusia ke Indonesia

Kehadiran Menlu AS bersamaan dengan Penasihat Rusia tunjukkan pengaruh kuat Indonesia

Rep: Lintar Satria / Red: Christiyaningsih
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken melambaikan tangannya dari atas pesawat setibanya di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Senin (13/12/2021). Menteri Luar Negeri Antony Blinken memulai kunjungan kerjanya ke sejumlah negara ASEAN dengan melakukan kegiatan di Indonesia dalam rangka meningkatkan hubungan bilateral Indonesia-Amerika Serikat. Kehadiran Menlu AS bersamaan dengan Penasihat Rusia menunjukkan posisi kuat Indonesia.
Foto: Antara//Dok. Kedubes AS/handout
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken melambaikan tangannya dari atas pesawat setibanya di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Senin (13/12/2021). Menteri Luar Negeri Antony Blinken memulai kunjungan kerjanya ke sejumlah negara ASEAN dengan melakukan kegiatan di Indonesia dalam rangka meningkatkan hubungan bilateral Indonesia-Amerika Serikat. Kehadiran Menlu AS bersamaan dengan Penasihat Rusia menunjukkan posisi kuat Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kunjungan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (Menlu AS) Anthony Blinken yang bersamaan dengan kedatangan penasihat keamanan nasional Rusia Nikolay Patrushev menunjukkan pentingnya posisi Indonesia. Pendapat itu disampaikan Pengamat hubungan internasional Teuku Rezasyah.

"Dalam beberapa pekan terakhir terjadi latihan perang (Naval Exercise) Rusia-ASEAN. Ini menunjukkan ASEAN dan Rusia memiliki persepsi yang sama mengenai tertib keamanan di kawasan Indo-Pasifik dan latihan ini belum pernah dilakukan dengan China," kata Teuku, Selasa (14/12).

Baca Juga

"Amerika Serikat seperti yang diketahui dalam pernyataannya untuk Bali Economy Forum, Blinken mengatakan ia sangat menghargai hukum internasional dan negara-negara yang menjalankan prinsip demokrasi. Jadi artinya Indonesia berada di posisi dihargai oleh Amerika Serikat dan oleh Rusia. Namun yang tidak diketahui apakah kedatangan ini dalam konteks sendiri-sendiri tapi kebetulan bertemu atau sama-sama ingin bertemu Indonesia," tambahnya.

Pengajar hubungan internasional Universitas Padjadjaran ini mengatakan baik AS maupun Rusia tidak memberikan pernyataan resmi apa yang akan dilakukan Blinken dan Patrushev di Indonesia. Akan tetapi dilihat dari pejabat yang berkunjung, ada kemungkinan hasil kunjungan Blinken dan Patrushev akan bersifat mengikat.

"Tanpa diminta kedua negara sama-sama menyatakan mendukung kepemimpinan Indonesia di ASEAN dan juga mendukung kebijakan dalam urusan Laut China Selatan. Namun kembali ke Indonesia jangan menimbulkan pada China, Indonesia memanfaatkan kedatangan dua tokoh besar untuk menjawab tantangan China secara militer," kata Teuku.

Pekan lalu China memperingatkan Indonesia untuk menghentikan eksplorasi minyak di perairan Natuna Utara. Pemerintah Indonesia memilih mengabaikan peringatan tersebut. "Jangan sampai terkesan Indonesia galak karena mendapat restu dari dua negara besar," tambah Teuku.

Menurutnya, Indonesia harus mengatakan tetap menginduk pada hukum internasional. "Kalaupun dua negara ini ingin membantu Indonesia ya membantunya dalam konteks Global Maritime Fulcrum yang digagas Presiden Jokowi, pemberdayaan pulau-pulau terluar. Kemudian pembangunan infrastruktur pulau-pulau terluar, peningkatan kemampuan Bakamla, dan menjelajah di Zona Ekonomi Eksklusif," paparnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement