Jumat 10 Dec 2021 20:23 WIB

Australia Hadapi Banjir dan Kebakaran Hutan

Ilmuwan meyakini cuaca ekstrem Australia diperburuk perubahan iklim buatan manusia.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Teguh Firmansyah
Kebakaran hutan Australia (ilustrasi).
Foto: EPA-EFE/EVAN COLLIS/DFES
Kebakaran hutan Australia (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Australia tengah memerangi bencana alam yang melanda wilayah pantai barat dan bagian timur negara, Jumat (10/12). Bagian pantai barat dilanda kebakaran hutan, sedangkan banjir parah dan hujan lebat melanda bagian timur negaranya.

Menurut laporkan, setelah beberapa pekan suhu tinggi, api mulai mengapit pusat wisata barat Margaret River. Wilayah itu terkenal karena anggurnya yang enak dan ombaknya yang besar. Tidak ada rumah yang rusak atau cedera yang dilaporkan. Namun api terlihat di area yang luas dan mulai mengirimkan asap mengepul tinggi ke langit.

Baca Juga

Peringatan darurat kemudian berlaku. Beberapa penduduk telah diimbau untuk melarikan diri ke tempat yang aman atau berlindung di rumah yang aman. "Bertindak segera untuk bertahan hidup," kata Departemen Pemadam Kebakaran dan Layanan Darurat negara bagian itu seperti dikutip laman Channel News Asia, Jumat.

Sementara pantai Samudra Hindia Australia telah mendesis di bawah suhu yang telah mencapai 40 derajat Celcius, di sisi lain benua itu Pantai Pasifiknya telah diguyur hujan selama berbulan-bulan. "Sebuah pusat tekanan rendah telah terbentuk di lepas pantai selatan New South Wales yang membawa hujan deras dan banjir besar," kata Biro Meteorologi.

Beberapa daerah pedesaan di selatan Sydney juga dilanda kebakaran semak terburuk di negara itu tepat dua tahun lalu. Kini wilayah itu telah diguyur hujan dan menimbulkan banjir setinggi 21 cm dalam 24 jam terakhir saja.

November adalah yang terbasah dalam 122 tahun rekor dan di antara yang paling keren, saat fenomena cuaca La Nina terjadi. Para ilmuwan meyakini cuaca ekstrem Australia telah diperburuk oleh perubahan iklim buatan manusia. Dalam beberapa tahun terakhir benua ini telah mengalami serangkaian kekeringan yang memperburuk iklim, kebakaran hutan, dan banjir.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement