Jumat 10 Dec 2021 14:54 WIB

Menebar Semangat Antikorupsi di Sekolah

Mulailah dari hal yang sederhana, jujur, tidak nyontek, tidak mbolos, dan lainnya.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Yusuf Assidiq
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo saat melakukan kegiatan ‘Gubernur Mengajar’ di hadapan siswa/ siswi SMAN 15 Semarang, Kota semarang, Kamis (9/12). Pada kesempatan ini gubernur juga melantik sejumlah siswa agen antikorupsi sebagai ilkhtiar untuk menanamkan semangat anti korupsi di kalangan siswa.
Foto: dok. Istimewa
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo saat melakukan kegiatan ‘Gubernur Mengajar’ di hadapan siswa/ siswi SMAN 15 Semarang, Kota semarang, Kamis (9/12). Pada kesempatan ini gubernur juga melantik sejumlah siswa agen antikorupsi sebagai ilkhtiar untuk menanamkan semangat anti korupsi di kalangan siswa.

REPUBLIKA.CO.ID, “Mak, Izinkan Anakmu Jadi Musuh Koruptor!”. Susunan kata yang sangat lugas ini bukan ‘tagline’ institusi aparat penegak hukum di negeri ini. Bahkan kalimat yang bermakna cukup dalam bagi sebuah ‘perlawanan’tersebut, juga bukan semboyan yang jamak digunakan para komunitas pegiat antikorupsi.

Namun sejumlah siswa SMAN 15 Kota Semarang, Jawa Tengah, begitu bangga dan percaya diri menunjukkan kalimat yang tertulis dengan jelas pada lembar stiker berwarna dasar kuning tersebut, baik di hadapan para guru maupun sesama siswa di sekolahnya.

Rupanya, mereka merupakan para siswa yang baru ‘dilantik’ dan dikukuhkan oleh Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, sebagai agen anti korupsi di sekolahnya. Stiker dengan tulisan yang cukup menggelitik tersebut, merupakan bagian dari kampanye mereka untuk berpartisipasi dalam upaya pencegahan korupsi.

Keempat orang siswa yang telah dilantik sebagai agen anti korupsi di SMAN 15 Semarang tersebut pun begitu antusias, karena diberikan amanah untuk menjadi bagian dari agen anti korupsi di Jateng.

 

“Kami juga siap menjadi para pelaku perubahan dalam mencegah benih- benih korupsi mulai dari sekolah dan lingkungan terdekat kami,” ungkap Rahmandana, salah satu siswa yang dilantik gubernur menjadi agen antikorupsi, Kamis (9/12).

Sebelumnya, pelantikan dilakukan secara simbolis terhadap empat siswa di aula SMAN 15 Semarang. Sedangkan siswa agen anti korupsi dari sekolah lain di Jateng mengikuti acara pelantikan tersebut secara daring. Pelantikan ditandai denga pemasangan pin bertuliskan ‘Agen Perubahan Antikorupsi’.

Bersama tiga temannya, Rahmandana telah berikrar, untuk setia pada Pancasila dan NKRI, menjadi agen antikorupsi dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab, mengembangkan sikap kejujuran baik dalam ucapan maupun perbuatan, menyosialisasikan gerakan antikorupsi di lingkungan pertemanan, sekolah, maupun keluarga.

“Kami siap untuk pasang mata, pasang telinga dalam mengawasi setiap indikasi dan berbagai potensi korupsi. karena telah diberikan kesempatan untuk melaporkan langsung kepada Gubernur Jateng,” tambahnya.

Siswa lainnya, Fernandi mengaku tertarik untuk menjadi agen antikorupsi karena sadar bahwa korupsi itu harus diberantas sampai akarnya. Upaya pencegahan korupsi tidak bisa dilakukan oleh aparat penegak hukum semata, namun harus melibatkan semua pihak, termasuk anak-anak.

Dengan menjadi agen antikorupsi, ia bisa ikut andil dalam upaya pemberantasan korupsi di negeri ini. Sebab koruptor itu jahat, merugikan negara, merugikan masyarakat, dan harus ‘dibabat’ habis.

“Korupsi itu mengambil hak orang lain yang bukan miliknya dan itu perbuatan yang tidak baik dan tidak boleh dilakukan siapapun. Kami bangga sebagai anak muda, bisa ikut mencegah praktik korupsi mulai dari hal sederhana di sekolah atau di rumah. Makanya, dengan stiker ini kami meminta dukungan sekaligus izin orang tua,” tegasnya.

Terpisah, Gubernur Ganjar Pranowo saat menyampaikan pidato pelantikan menyampaikan, para siswa terpilih ini agar terus mengasah kepekaannya terhadap indikasi korupsi di lingkungan sekitar. Hal itu bisa dimulai dari hal-hal yang paling sederhana.

“Kalian semua yang dilantik adalah anak-anak hebat, terus semangat jadi agen antikorupsi baik di sekolah, di rumah, atau di masyarakat. Mulailah dari hal yang sederhana, jujur, tidak nyontek, tidak mbolos, dan lainnya,” tegas gubernur.

Pendidikan antikorupsi

Ia juga menyampaikan, dirinya sengaja mendatangi SMAN 15 Semarang untuk melaksanakan kembali program ‘Gubernur Mengajar’ yang sempat terhenti beberapa waktu akibat pandemi Covid-19.

Kebetulan juga masih bertepatan dengan momentum Hari Antikorupsi Internasional. “Maka saya sekalian mau melihat apakah pendidikan antikorupsi sudah jalan atau belum di sekolah. Ternyata di beberapa sekolah sudah jalan dan yang belum kita dorong,” lanjutnya.

Pendidikan antikorupsi, lanjutnya, tidak perlu dimunculkan lewat mata pelajaran atau kurikulum baru. Pendidikan antikorupsi bisa diinternalisasikan pada banyak mata pelajaran yang ada serta dalam kegiatan siswa selama berada di lingkungan sekolah.

“Namun dapat diinternalisasikan lewat mata pelajaran (mapel) PPKN bisa, MTK apalagi pendidikan agama pasti bisa. Caranya juga mudah, bisa diimplementasikan dengan membuat kantin kejujuran dan lainnya,” tambah gubernur.

Di lain pihak orang nomor satu di Provinsi Jateng ini mengapresiasi ketika para pelajar itu mau jadi agen antikorupsi. Sebab, semangat antikorupsi harus menjadi virus dan ditularkan sejak dini.

Kalau sejak anak-anak mereka sudah bisa menjadi agen antikorupsi, maka mereka akan saling mengingatkan. Kalau mereka menjadi agen, mereka tidak hanya melapor, tapi juga akan menjadi pelopor. “Harapan kita anak- anak kelak terbiasa dengan gaya hidup bersih, baik dalam pikiran maupun perbuatan,” tegasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement